Catatan editor

Salam jumpa kembali di Catatan Mingguan, sebuah catatan perkembangan sosial dan politik oleh redaksi The Conversation Indonesia (TCID). Berikut hal-hal penting yang kami catat dalam minggu ke-12 tahun 2020.

Pemerintah menegaskan tidak akan melakukan karantina wilayah (lockdown) untuk mengatasi penyebaran wabah COVID-19. Alih-alih, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan akan melakukan tes cepat secara massal untuk deteksi dini orang yang terpapar virus SARS-CoV-2. Pemerintah mengklaim telah menyiapkan sekitar satu juta perangkat uji.

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga mengeluarkan maklumat meminta seluruh masyarakat tidak mengadakan kegiatan yang mengumpulkan massa dalam jumlah banyak, baik di tempat umum maupun di lingkungan sendiri.

Hingga Minggu petang, jumlah pasien positif COVID-19 di seluruh Indonesia berjumlah total menjadi 514 orang dengan korban meninggal dunia 48 orang dan pasien sembuh 29 orang. Dari total kasus nasional, 307 di antaranya berada di Jakarta.

Menurut pemerintah, ada 600 ribu hingga 700 ribu orang yang berisiko terpapar virus corona ini. Beberapa ahli memperkirakan bahwa pada akhir April 2020 akan terdapat 11 ribu - 71 ribu kasus COVID-19 di Indonesia jika tidak ada upaya segera untuk mengurangi laju penyebaran.

Pada Jumat, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan status tanggap darurat bencana wabah selama dua minggu ke depan. Pemda DKI bersama Forum Kerukunan Umat Beragama  DKI Jakarta sepakat untuk meniadakan kegiatan-kegiatan peribadatan di tempat-tempat ibadah selama dua pekan, termasuk shalat Jumat, misa di gereja dan kegiatan Nyepi.

Pembatasan sosial (social distancing) dimaksudkan untuk mengurangi atau menekan jumlah kasus agar tidak melonjak melampaui kemampuan sistem pelayanan kesehatan dalam suatu waktu.

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan bahwa hingga Minggu malam, setidaknya enam dokter meninggal diduga terinfeksi virus ini. Menurut IDI, salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab adalah kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis.

Berbagai kelompok sudah mulai menyumbang dan menggalang donasi, termasuk untuk penyediaan alat bantu medis. Instansi pun membuka diri untuk menerima sumbangan.

Beberapa penggalangan yang dilakukan masyarakat umum diantaranya: “Selamatkan Nyawa Sesama! #BersamaLawanCorona” “Bantu Warga Miskin Tinggal di Rumah dengan Tenang”, dan penggalangan dana untuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Demikian yang kami catat seminggu ke belakang. Kita jumpa lagi pekan depan.

Andre Arditya

Editor Politik + Masyarakat

Politik + Masyarakat