Catatan editor

RALAT: Pada nawala yang kami kirimkan sebelumnya pagi ini, kami salah menyebutkan tanggal tutupnya kantor The Conversation selama libur Lebaran 2018. The Conversation Indonesia akan tutup hingga 20 Juni.


 

Masyarakat umum dan banyak ahli bahasa umumnya mengecam mencampur bahasa Inggris dalam percakapan bahasa Indonesia. Selebriti Cinta Laura dan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan adalah segelintir dari banyak orang ternama yang suka berbahasa gado-gado, yaitu mencampur bahasa lain, khususnya bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Sebagai penutur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, saya juga bersalah dalam mencampur kedua bahasa tersebut dalam perbincangan sehari-hari.

Namun, ahli linguistik Nelly Martin-Anatias menemukan, dalam penelitiannya menelaah novel dan film Indonesia, bahwa pencampuran bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perlawanan. Para novelis dan pembuat film pasca-Orde Baru menggunakan bahasa gado-gado untuk membahas hal-hal yang dianggap tabu dalam norma budaya sosial yang dominan di Indonesia.

Kecerdasan buatan semakin canggih. Komputer bisa menelepon dan memesan berbagai hal lewat telepon tanpa orang di saluran penerima mengetahui bahwa mereka berbicara dengan robot. Peter Stratton dari University of Queensland menulis semua ini belum tentu bermakna robot bisa becara dengan fasih.

Mulai hari ini, kantor The Conversation Indonesia libur menyambut hari Raya Idul Fitri hingga tanggal 20 Juni. Selamat merayakan Idul Fitri bagi seluruh kaum Muslim.

Prodita Sabarini

Editor

Artikel teratas

Bagi pengkritik bahasa gado-gado, keberadaan bahasa Inggris dalam bertutur seolah membuat jati diri kita sebagai bangsa Indonesia memudar. www.shutterstock.com

Bahasa gado-gado *a break from* norma sosial dan tabu yang mengekang

Nelly Martin-Anatias, Auckland University of Technology

Bahasa gado-gado ternyata memainkan fungsi perlawanan terhadap pengekangan kebebasan berekspresi mengenai hal-hal yang tabu dan di luar norma sosial budaya yang dominan di Indonesia.

Sains + Teknologi

Artikel menarik lainnya

Menciptakan yang liyan dalam pergerakan: kaum nasionalis dan politik bahasa Indonesia

Andi Achdian, Universitas Nasional

Bahasa adalah agenda politik kebudayaan kaum nasionalis Indonesia dalam menciptakan "yang liyan" dalam kancah perjuangan antikolonial.

Memasarkan moralitas dalam demokrasi Indonesia

Vedi Hadiz, University of Melbourne; Inaya Rakhmani, Universitas Indonesia

Isu-isu ketimpangan dan ketidakadilan, dan ungkapan kemarahan terhadap status quo, semakin sering dibingkai dengan identitas rasial dan keagamaan di Indonesia.

From around the world

 

Acara-acara yang ditampilkan

History of Medicine in South East Asia (HOMSEA) Conference

11 Jalan Medan Merdeka Selatan, 17-18 Floor, Jakarta Pusat, Jakarta Raya, 10110, Indonesia — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih banyak acara