Catatan editor

Dewan Perwakilan Rakyat merencanakan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Antiterorisme hari ini. RUU tersebut akan memperluas kewenangan negara dalam penanganan kasus terorisme termasuk melibatkan militer. Abdil Mughis Mudhoffir dari University of Melbourne dan Rafiqa Qurrata A'yun menulis pendekatan keamanan yang lebih keras bisa melemahkan supremasi sipil dan berpotensial menguatkan ekstremisme di kalangan Islam radikal.

Ada anggapan membawa ransel menyebabkan anak-anak dan remaja sakit punggung. Menurut tinjauan sistematis yang dilakukan di Australia, itu tidak benar.

Prodita Sabarini

Editor

Artikel teratas

Seorang polisi mengamankan lokasi pengeboman di Surabaya, Jawa Timur, 14 Mei 2018. Fully Handoko/EPA

Perlukah undang-undang antiterorisme yang lebih keras?

Abdil Mughis Mudhoffir, University of Melbourne; Rafiqa Qurrata A'yun, Universitas Indonesia

Pendekatan keamanan yang lebih keras bisa kontra-produktif dalam penanganan terorisme dan bahkan melemahkan supremasi sipil.

Kesehatan

Penyebab sakit punggung pada anak-anak dan remaja belum jelas. Nukul Chanada/Shutterstock

Membawa ransel tidak sebabkan sakit punggung pada anak-anak dan remaja

Suzanne Snodgrass, University of Newcastle

Para orang tua tidak semestinya khawatir berlebihan tentang beban tas punggung menyebabkan problem di masa depan bagi anak-anak mereka.

Artikel menarik lainnya

In English

From around the world

 

Acara-acara yang ditampilkan

History of Medicine in South East Asia (HOMSEA) Conference

11 Jalan Medan Merdeka Selatan, 17-18 Floor, Jakarta Pusat, Jakarta Raya, 10110, Indonesia — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih banyak acara