Catatan editor

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan 1 dari 4 anak perempuan di Indonesia telah menikah pada umur kurang dari 18 tahun pada kurun 2008-2015. Tingginya perkawinan anak ini mencerminkan masih tingginya ketidaksetaraan gender. Perkawinan anak akan berujung pada kehamilan anak, yang selanjutnya, anak akan melahirkan anak. Kehamilan pada usia sangat dini akan berisiko si ibu mempunyai anak terlalu banyak dan jarak antara kehamilan yang terlalu dekat. Terlalu muda, terlalu dekat, dan terlalu banyak merupakan “3 terlalu” dalam risiko kematian ibu. Risiko tertinggi ditanggung perempuan.

Maisuri T. Chalid, dokter dan dosen Universitas Hasanuddin, mengatakan selain budaya patriarki, perkawinan anak itu juga “disuburkan” oleh negara melalui Undang-Undang Perkawinan yang membolehkan perempuan 16 tahun menikah. Intervensi regulasi yang sensitif gender sangat penting untuk mencegah perkawinan anak.

Angka kematian ibu karena melahirkan bukan hanya didominasi di negara-negara selatan dan negara miskin. Di Amerika Utara, justru terjadi kenaikan angka kematian ibu. Di Kanada tingkat kematian ibu naik dari 6 pada 1990 menjadi 12 pada 2010, kemungkinan dikarenakan meningkatnya kelahiran sesar, IVF, usia melahirkan yang lebih tua, dan kondisi kesehatan lainnya. Candace Johnson dari University of Guelph menjelaskan mengapa hal itu terjadi di Barat.

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Teknologi

Artikel teratas

Perkawinan anak melahirkan anak. Ian Rialdi/Provided author

Perkawinan anak dan ketidaksetaraan gender memperbesar risiko kematian ibu

Maisuri T. Chalid, Universitas Hasanuddin

Kematian ibu meningkat 2-4 kali lipat pada kehamilan usia dini dibandingkan dengan kehamilan di atas usia 20 tahun.

Kesehatan

Kematian ibu melahirkan adalah contoh kondisi yang secara mendasar tidak adil dan dapat kita ubah. www.shutterstock.com

Kenyataan mengenai kematian ibu

Candace Johnson, University of Guelph

Kematian ibu melahirkan tidak hanya terjadi di negara-negara miskin. Angka kematian ibu di Kanada dan Amerika Serikat juga meningkat, terutama di kelompok suku asli dan keturunan Afrika.

Sains + Teknologi

Petugas forensik mengambil sampel DNA dari noda darah dengan kapas dari kasus pembunuhan. Igorstevanovic/Shutterstock

Sains Sekitar Kita: Kisah Herawati Sudoyo jatuh cinta pada riset DNA

Ahmad Nurhasim, The Conversation

Ilmu biologi molekuler, dengan penelitian DNA, membantu penegak hukum melacak pelaku bom bunuh diri dan kejahatan laiannya.

Artikel menarik lainnya

'Pengabdi Setan' dan kisah hantu perempuan: simbol adanya kekerasan terhadap perempuan

Gita Putri Damayana, Indonesian Center for Law and Policy Studies (PSHK)

Film 'Pengabdi Setan' sedang menjadi pembicaraan hangat. Penonton kabarnya sangat ketakutan. Hantu perempuan seperti Ibu dan yang lainnya memberi kita satu pelajaran: perempuan masih jadi korban.

Dari ibu yang bahagia lahir bayi yang sehat

Endang Surjaningrum, Universitas Airlangga

Emosi positif sang ibu ternyata berpengaruh terhadap kesehatan anak.

In English

  • The truth about maternal death

    Candace Johnson, University of Guelph

    It's not just women in impoverished countries dying in childbirth. The maternal death rate in both Canada and the U.S. has risen, particularly among Indigenous and African-American women.

From around the world

 

Acara-acara yang ditampilkan

History of Medicine in South East Asia (HOMSEA) Conference

11 Jalan Medan Merdeka Selatan, 17-18 Floor, Jakarta Pusat, Jakarta Raya, 10110, Indonesia — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih banyak acara