Catatan editor

Dunia sedang dilanda krisis sampah plastik. Indonesia mencoba menawarkan solusi dengan budidaya rumput laut. Peneliti Bakti Berlyanto Sedayu dari Victoria University menulis rumput laut adalah bahan yang tepat untuk membuat bioplastik yaitu bahan plastik yang biodegradable. Indonesia sebagai penghasil rumput laut terbesar di dunia seharusnya bisa memegang peran kunci dalam penanganan krisis sampah plastik global, tulisnya.

Beralih ke transportasi umum dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke. Oliver Mytton dari University of Cambridge menjelaskan strategi yang potensial memanjangkan umur ini.

Ika Krismantari

Deputi Editor, Politik + Masyarakat

Artikel teratas

Sampah plastik dibuang ke sungai. Komponen plastik yang paling berbahaya adalah serpihan sampah plastik yang dikenal sebagai mikroplastik. www.shutterstock.com

Rumput laut, jawaban Indonesia terhadap krisis sampah plastik dunia

Bakti Berlyanto Sedayu, Victoria University

Solusi Indonesia untuk krisis sampah plastik dunia

Lingkungan hidup

Shutterstock

Beralih ke transportasi umum dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke

Oliver Mytton, University of Cambridge; Jenna Panter, University of Cambridge

Menggunakan transportasi umum lebih baik bagi kesehatan, ketimbang naik mobil pribadi.

Artikel menarik lainnya

Masalah sampah dunia dapat diatasi dengan plastik yang terbuat dari tanaman

James William Comerford, University of York

Plastik yang berkelanjutan, berbasis tanaman, mungkin jadi jawaban bagi masalah plastik kita selama ini.

11 miliar potongan plastik bawa penyakit bagi terumbu karang

Joleah Lamb, Cornell University

Terumbu karang di Asia-Pasifik dibanjiri sekitar 11.1 miliar potongan plastik, memperparah risiko penyakit hingga lebih dari 20 kali lipat.

In English

From around the world

 

Acara-acara yang ditampilkan

History of Medicine in South East Asia (HOMSEA) Conference

11 Jalan Medan Merdeka Selatan, 17-18 Floor, Jakarta Pusat, Jakarta Raya, 10110, Indonesia — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih banyak acara