Catatan editor

Halo pembaca,

Nama saya Nurhasim, editor sains The Conversation Indonesia. Pekan ini saya menyarikan beberapa berita yang menarik tentang kesehatan di Indonesia.

Penemuan senyawa beracun dioksin di telur ayam kampung di sebuah desa di Sidoarjo Jawa Timur menjadi peringatan keras bagi pemerintah Indonesia bahwa senyawa yang bisa menyebabkan kanker itu telah beredar di lingkungan kita dan bahkan tersaji di atas meja makan. Kandungan dioksin di telur sampel tersebut jauh di atas ambang batas aman dan salah satu tertinggi di Asia, 70 kali lipat dibanding ambang maksimal yang ditetapkan Otoritas Keamanan Pangan Eropa.

Walau level kandungan dioksin itu sedikit di bawah kasus serupa yang ditemukan di Bien Hoa Vietnam akibat Perang Vietnam, penyebab di Indonesia bikin sesak nafas: dioksin di telur ayam itu berasal dari racun limbah plastik yang dibakar oleh puluhan pengusaha tahu di desa di Sidoarjo selama bertahun-tahun. Dan sampah plastik itu asalnya dari negara-negara Barat. Padahal jelas bahwa paparan dioksin yang tinggi dikaitkan dengan penyakit mematikan seperti kanker dan cacat bawaan pada kehamilan.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Agus Putranto akan mengambil-alih wewenang mengurusi izin edar obat yang semula di bawah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan. Tujuannya untuk memangkas rantai birokrasi pengurusan izin pengedaran obat, termasuk obat tradisional, sehingga harga obat menjadi murah.

Namun rencana ini ditentang oleh organisasi konsumen dan organisasi dokter, yang menyatakan pangkal masalah mahalnya harga obat bukan pada masalah izin, tapi mahalnya bahan baku dan panjangnya rantai distribusi obat sampai ke pasien. Bila rencana itu berjalan, BPOM hanya akan mengawasi setelah obat beredar di pasar.

____

Jika Anda berminat berlangganan newsletter Kesehatan, silakan daftarkan email di sini: https://theconversation.com/id/newsletters/

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Teknologi, Kepala Divisi Training

Kesehatan