|
|
Catatan editor
|
Tinggal 16 hari lagi, Indonesia akan memilih siapa yang akan menjadi pemimpin bangsa ini lima tahun ke depan. Untuk menyambut perhelatan demokrasi terbesar ini, The Conversation telah menyiapkan beberapa artikel menarik yang berkaitan dengan pemiihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres).
Semoga artikel kami, yang ditulis oleh para peneliti dan akademisi yang ahli di bidangnya, dapat membantu Anda menentukan pilihan Anda.
Apapun pilihannya, selamat membaca.
|
Ika Krismantari
Deputi Editor Eksekutif, Politik + Masyarakat
|
|
|
Menuju pilpres 2019
|
Calon wakil presiden Sandiaga Uno dan pasangannya Prabowo bersama calon presiden petahana Joko Widodo dan pasangannya Ma'ruf Amin (dari kiri ke kanan) berpose setelah mendapat nomor urut untuk pemilihan presiden 2019.
Bagus Indahono/EPA
Yohanes Sulaiman, Universitas Jendral Achmad Yani
Jokowi memang mendapatkan banyak pujian dari calon pemilih dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, airport, dan pelabuhan, namun lawan-lawannya masih dapat menjatuhkannya dengan isu-isu lain.
|
Calon presiden petahana Joko Widodo (kiri) dan calon wakil presidennya Ma'ruf Amin berpose setelah mendaftarkan diri mereka untuk pemilihan presiden tahun 2019 di kantor Komisi Pemilihan Umum beberapa waktu lalu di Jakarta.
Bagus Indahono/EPA
Lailatul Fitriyah, University of Notre Dame
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan masalah besar yang sejauh ini luput dari pembahasan: dampak negatif dari pencalonan Ma'ruf terhadap kelompok minoritas.
|
Sedikit sekali tempat buat perempuan di sistem politik Indonesia.
www.shutterstock.com
Ella S. Prihatini, University of Western Australia
Sistem Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Indonesia didominasi oleh pria dan hal ini membuat perempuan enggan masuk ke politik.
|
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (kiri) adalah salah satu pendiri perusahaan yang menguasai PT BSI, perusahaan tambang emas yang beroperasi di pegunungan Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur.
Ripsa Photo/www.shutterstock.com
Abdil Mughis Mudhoffir, University of Melbourne; Robertus Robet, Universitas Negeri Jakarta
Di kubu Joko Widodo maupun Prabowo Subianto terdapat kepentingan konglomerat penguasa lahan.
|
Pemahaman yang benar akan manfaat pinjaman dan investasi Cina di Indonesia diperlukan.
www.shutterstock.com
Trissia Wijaya, Murdoch University
Isu pinjaman dan investasi dari Cina telah dipolitisasi sedemikian rupa pada ajang pilpres kali ini sehingga menutup manfaat yang bisa diambil oleh Indonesia dari hubungan ekonomi ini.
|
Jembatan Tol Madura dibangun untuk menghubungkan zona industri antara Surabaya dan Madura. Namun pengembangan zona industri di kedua ujung jembatan belum terealisasi.
www.shutterstock.com
Chairil Abdini, Universitas Indonesia
Sebelum menandatangani perjanjian investasi baru dengan Cina, Indonesia harus memastikan bahwa infrastruktur fisik baru yang dibiayai menggunakan hutang tidak akan sia-sia.
|
Analisis debat pilpres
|
Asmin Fransiska, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Joko "Jokowi" Widodo bisa saja mengklaim dia bukan pelanggar HAM seperti lawannya, Prabowo Subianto. Tapi rekam jejak Jokowi menunjukkan bahwa komitmennya untuk menyelesaikan kasus-kasus hanyalah omong kosong belaka.
| |
Hizkia Yosias Polimpung, Purusha Research Cooperative; Hardisman Dasman, Universitas Andalas; Luhur Bima, SMERU Research Institute; Ni Luh Putu Maitra Agastya, Universitas Indonesia
Dari empat akademisi yang kami hubungi, semua sepakat tidak ada pemenang dalam putaran debat kali ini. Kedua kandidat tidak menawarkan program-program yang relevan menjawab permasalahan masyarakat.
|
Tangguh Chairil, Binus University; Atin Prabandari, Universitas Gadjah Mada ; Wahyudi Kumorotomo, Universitas Gadjah Mada ; Yohanes Sulaiman, Universitas Jendral Achmad Yani
Kali ini, Jokowi unggul.
| |
Chairil Abdini, Universitas Indonesia; Bisuk Abraham, Universitas Indonesia; Eniya Listiani Dewi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); Martin Daniel Siyaranamual, Padjadjaran University; Raynaldo Sembiring, Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) ; Sonny Mumbunan, Universitas Indonesia
Capaian yang disampaikan oleh Jokowi tidak mampu dikritisi oleh Prabowo yang cenderung bicara pada tataran prinsip saja.
|
|
|
Cek Fakta Pilpres
|
-
Dandy Rafitrandi, Centre for Strategic and International Studies, Indonesia
Terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan bahwa UMKM adalah solusi penciptaan lapangan kerja.
-
Iqra Anugrah, Institute for Economic and Social Research, Education, and Information (LP3ES)
Menganggap bahwa kenaikan tersebut dapat menghapuskan konflik-konflik merupakan suatu kenaifan.
|
|
In English
|
-
Tangguh Chairil, Binus University; Atin Prabandari, Universitas Gadjah Mada ; Wahyudi Kumorotomo, Universitas Gadjah Mada ; Yohanes Sulaiman, Universitas Jendral Achmad Yani
Jokowi won this round.
-
Asmin Fransiska, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Joko "Jokowi" Widodo may claim that he is not a human rights offender like his rival, Prabowo Subianto, but his track record during his tenure may indicate otherwise.
-
Chairil Abdini, Universitas Indonesia; Bisuk Abraham, Universitas Indonesia; Eniya Listiani Dewi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); Martin Daniel Siyaranamual, Padjadjaran University; Raynaldo Sembiring, Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) ; Sonny Mumbunan, Universitas Indonesia
Prabowo Subianto spoke in normative terms and failed to criticise Joko Widodo's work.
-
Hizkia Yosias Polimpung, Purusha Research Cooperative; Hardisman Dasman, Universitas Andalas; Luhur Bima, SMERU Research Institute; Ni Luh Putu Maitra Agastya, Universitas Indonesia
We contacted four academics to provide analysis of the candidates' visions and program planning. They all concluded that nobody won the debate.
-
Lailatul Fitriyah, University of Notre Dame
This article aims to name the elephant in the room – the negative impacts of Ma'ruf's nomination on minority groups.
-
Yohanes Sulaiman, Universitas Jendral Achmad Yani
Incumbent President Joko "Jokowi" Widodo may have won hearts among potential voters by building roads, airports and ports, but his opponents can still bring him down with other issues.
-
Chairil Abdini, Universitas Indonesia
China is keen to invest in Indonesia's infrastructure. But before signing any new, Indonesia must be certain that new physical infrastructures financed with debt will not be in vain
-
Ella S. Prihatini, University of Western Australia
The parliament in Indonesia is male-centric and Java-centric, discouraging women from participating in politics.
-
Trissia Wijaya, Murdoch University
During the presidential election campaign, the issue of China has been politicised further. Lost in this debate are the real benefits Indonesia could gain from its Chinese partners.
|
|
|
Acara-acara yang ditampilkan
|
|
Jalan Jendral Sudirman 51, Jakarta, Jakarta Raya, 12930, Indonesia — Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
|
|
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jl. Jend. Sudirman No. 51, Jakarta Selatan, Jakarta Selatan, Jakarta Raya, 12930, Indonesia — Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
|
|
Jl. Jend. Sudirman No.51, RT.5/RW.4, Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12930, DKI Jakarta, Jakarta Raya, 12930, Indonesia — Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|