Catatan editor

Anak-anak yang terinfeksi HIV/AIDS di Indonesia terhambat mendapat hak-hak dasarnya, seperti hak perlakuan non-diskriminatif, hak pendidikan, dan hak tinggal dengan nyaman, karena stigma dan pandangan yang keliru dari masyarakat. Menurut undang-undang, anak-anak malang ini memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya yang tidak terinfeksi virus penyerang kekebalan tubuh tersebut. Ironisnya, saat pemerintah sudah punya itikad untuk memenuhi hak-hak dasar anak pengidap HIV/AIDS, dengan menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan, sekolah dan masyarakat justru mengusir mereka. Perlakuan diskriminatif terhadap anak-anak ini harus segera diakhiri.

Atin Prabandari dan koleganya dari Universitas Gadjah Mada menulis bahwa pemerintah harus terus menerus menyebarkan informasi yang akurat dan dengan cara yang tepat tentang HIV/AIDS kepada masyarakat. Pada saat yang sama pemerintah harus mengajak masyarakat ikut bertanggung jawab untuk memenuhi hak asasi anak-anak dengan HIV/AIDS.

Persaingan menjelajah Bulan kembali meningkat. Di luar Amerika Serikat dan Eropa, India, Cina, Rusia, Korea, dan Jepang kini juga mengarahkan perhatian untuk mengirim misi ke Bulan. Marc Norman dan koleganya dari Australian National University mencatat, alasan mereka tidak hanya misi ilmiah, tapi juga ekonomi dan geopolitik.

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Teknologi

Artikel teratas

Masyarakat perlu didorong untuk menjadi pihak yang secara aktif bersolidaritas memperjuangkan hak-hak anak dengan HIV/AIDS. Stringer/Reuters

Stigma masyarakat menghambat pemenuhan hak asasi anak dengan HIV/AIDS di Indonesia

Atin Prabandari, Universitas Gadjah Mada ; Dedi Dinarto, Nanyang Technological University; Irfan Ardhani, Universitas Gadjah Mada ; Putri Rakhmadhani Nur Rimbawati, Universitas Gadjah Mada

Stigma masyarakat seringkali menjadi jalan buntu bagi pemenuhan hak asasi manusia bagi anak dengan HIV/AIDS.

Sains + Teknologi

Pemandangan dari pesawat ruang angkasa Apollo 11, menunjukkan Bumi naik di atas horizon Bulan (Juli 1969). NASA

Lima alasan India, Cina dan negara lain berencana menjelajah ke Bulan

Marc Norman, Australian National University; Penelope King, Australian National University

Tidak ada manusia yang pergi ke Bulan sejak 1972 dan hanya 12 orang yang pernah melakukannya — semuanya orang Amerika. Tapi daftar ini bisa menjadi jauh lebih panjang tak lama lagi. Mengapa Bulan? Bukankah…

Artikel menarik lainnya

Pemotongan subsidi BBM di Indonesia mencegah macet yang lebih parah

Paul Burke, Crawford School of Public Policy, Australian National University

Kepadatan lalu lintas terus bertambah, tapi lebih lambat dibandingkan angka perkiraan kami jika subsidi BBM tak dilakukan.

Australia berupaya meraup manfaat dari kedekatan dengan Indonesia

Kyle Springer, University of Western Australia

Sebagai tetangga dekat, hubungan dagang dan investasi Indonesia dan Australia termasuk lemah. Tetapi mulai ada upaya perbaikan.

In English

From around the world