Catatan editor

Halo! Ini Fidelis, editor lingkungan hidup untuk Sepekan Lingkungan.

Saya punya berita baik dan berita buruk dari minggu kemarin seputar isu perubahan iklim.

Grattis Greta!

Selamat untuk Greta Thunberg, remaja pertama yang didapuk sebagai TIME Person of The Year, yang mendapatkan sorotan internasional karena konsisten mengkritik para pemimpin dunia yang gagal mengatasi krisis iklim.

Sendirian melakukan protes di negaranya, Swedia, atas lambannya pemerintah dalam memutuskan kebijakan untuk krisis iklim, Greta berhasil mendorong jutaan orang melakukan aksi damai setiap Jumat, disebut sebagai #FridaysForFuture.

Perundingan yang gagal

Sayangnya, hasil akhir perundingan iklim, COP25, mengecewakan karena tidak berhasil mendapatkan persetujuan apapun terkait dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta bentuk finansial. Bahkan, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengungkapkan kekecewaannya bahwa para pemimpin dunia dan negosiator yang berkumpul selama dua minggu di Madrid, Spanyol, sama sekali tidak berhasil mengeluarkan kesepakatan yang ambisius bagi Bumi.

Untuk dalam negeri, mantan wakil presiden AS dan juga aktivis iklim, Al Gore, yang berkesempatan menghadiri acara di Paviliun Indonesia, secara terbuka menyatakan agar Indonesia bisa memilih sumber energi selain dari batubara, sekaligus kebakaran hutan dan lahan tahun ini di Indonesia lebih parah dari Amazon.

Berita buruk lebih banyak dari yang baik, tidak berarti harus berhenti semua perjuangan. Banyak aktivis lingkungan bahkan para ilmuwan berjanji akan bekerja lebih keras lagi untuk bisa membawa kesepakatan global yang bisa menahan percepatan krisis iklim.

Sepekan Lingkungan akan rehat selama dua edisi karena libur Natal dan Tahun Baru, semoga tahun baru, kita punya semangat lebih tinggi untuk isu-isu perubahan iklim. Sampai jumpa di tahun 2020!

Forward to a friend

Fidelis Eka Satriastanti

Editor Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup