Sejak reformasi tafsiran dan bukti baru mengenai tragedi 1965 marak diperdebatkan. Namun, belum ada kesepakatan bersama mengenai sejarah narasi tragedi tersebut dalam masyarakat kita. Baik militer maupun kelompok penyintas dan aktivis HAM berebut klaim melakukan upaya “pengungkapan kebenaran” dan terlibat dalam pertentangan sengit yang belum dapat dipecahkan.
Yosef Djakababa dari Universitas Pelita Harapan menulis baik tentara, korban, penyintas, para aktivis HAM, dan masyarakat luas, kerap menyederhanakan narasi mengenai tragedi tersebut. Untuk mencapai rekonsiliasi perlu ada pemahaman yang komprehensif dan lengkap mengenai tragedi 1965.
Gunung Agung di Bali meletus terakhir pada 1963. Letusan itu tepat 120 tahun setelah letusan sebelumnya pada 1843. Jika mengikuti pola letusan terakhir ini (per 120 tahun), 2017 belum waktunya gunung Agung meletus. Tapi kini magma di balik gunung tersebut sedang bergemuruh dan statusnya awas. Beberapa orang percaya bahwa letusan gunung berapi disebabkan oleh takdir atau pertanda bahwa suatu gunung marah karena penduduk yang tinggal di dekatnya telah berbuat dosa. Tapi sains punya penjelasan lain, seperti ditulis oleh Mirzam Abdurrachman dari Institut Teknologi Bandung. Gunung api adalah saluran yang membawa magma keluar dari kerak (lapisan padat terluar) Bumi ke permukaan Bumi. Gerakan magma yang
meningkat di dalam gunung berapilah yang menyebabkan letusan.
|
Abdurrashim, pernah ditahan 12 tahun tanpa peradilan karena dituduh terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia. Ia menghadiri Simposium Nasional Tragedi 1965 yang diselenggarakan pemerintah di Jakarta 18-19 April 2016.
Reuters/Darren Whiteside
Yosef Djakababa, Universitas Pelita Harapan
Baik tentara, korban, penyintas, para aktivis HAM, dan masyarakat luas, kerap menyederhanakan narasi mengenai tragedi 1965.
|
Sains + Tekno
|
-
Mirzam Abdurrachman, Institut Teknologi Bandung
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi sebelum gunung api meletus? Bagaimana bisa angin topan dan mencairnya gletser berkontribusi pada letusan besar?
|
|
In English
|
-
Mirzam Abdurrachman, Institut Teknologi Bandung
What happens beneath the surface before a volcano erupts? Can we predict when one will blow? And how can typhoons and melting glaciers contribute to big eruptions?
|
|