Catatan editor

Pada era 1800-an, sekelompok orang Melayu dari Asia Tenggara dibawa ke Kepulauan Kokos di Australia oleh seorang pedagang Inggris. Kelompok yang dikenal sebagai Orang Kokos ini memilih menjadi warga negara Australia pada tahun 1980-an. Saat ini, Orang Kokos sedang berjuang untuk diakui sebagai Orang Asli Australia untuk melindungi adat istiadat mereka. Nicholas Herriman dari La Trobe University dan timnya menulis sejarah perjuangan Orang Kokos tersebut.

Jurnalis menggunakan bahasa untuk melaporkan mengenai kejadian dunia. Namun, Annabelle Lurkin dari Macquarie University menulis hanya sedikit jurnalis yang mendapatkan pendidikan mengenai makna dari pola-pola di balik struktur kalimat. Seperti misalnya, penggunaan kalimat pasif menyembunyikan pelaku dari cerita. Contohnya bisa ditemukan pada berita penembakan terhadap demonstran Palestina di Gaza oleh tentara Israel. Kalimat pasif yang digunakan di judul berita memungkinkan jurnalis untuk menghilangkan peran tentara Israel sebagai penyebab kematian para demonstran tersebut.

Prodita Sabarini

Editor

Artikel teratas

Foto Orang Kokos dari tahun 1910an di arak perkawinan yang masih dilakukan sampai sekarang, terlihat pengantin pria di foto dalam perjalanan ke rumah pengantin perempuan di dampingi sanak keluarga di Kepulauan Kokos. Wikimedia Commons/Dari buku 'Coral reefs and islands' penulis Jones, F. Wood (Frederic Wood), 1879-1954, Penerbit Lovell Reeve & Co. , Ltd. London. Digitasi foto oleh Smithsonian Libraries Digitizing Sponsor: Biodiversity Heritage Library

Keturunan Melayu di Kepulauan Kokos perjuangkan pengakuan sebagai suku asli Australia

Nicholas Herriman, La Trobe University; David R. M. Irving, University of Melbourne; Greg Acciaioli, University of Western Australia; Monika Winarnita, La Trobe University; Trixie Kinajil, Australian National University

Pada 1800an, sekelompok Melayu dibawa ke Kepulauan Cocos (Keeling), sekarang bagian Australia. Keturunan mereka sekarang memperjuangkan status orang asli dari Australia.

Politik + Masyarakat

Artikel menarik lainnya

Oligarki media dan bagaimana dia menentukan arah pemberitaan

Wisnu Prasetya Utomo, Remotivi

Literasi media perlu bukan hanya untuk membantu kita menavigasi berita hoaks tetapi juga membaca kepentingan pemilik media di balik berita.

Cerita orang Banjar menjadi leluhur orang Madagaskar dan Komoro

François-Xavier Ricaut, Université de Toulouse III - Paul Sabatier; Nicolas Brucato, Université de Toulouse III - Paul Sabatier

Riset ini menggabungkan data dan hipotesa dari riset linguistik, arkeologis, dan genetik tentang masyarakat Komoros dan Madagaskar.

In English

  • A group of Southeast Asian descendants wants to be recognised as Indigenous Australians

    Nicholas Herriman, La Trobe University; David R. M. Irving, University of Melbourne; Greg Acciaioli, University of Western Australia; Monika Winarnita, La Trobe University; Trixie Kinajil, Australian National University

    In the 1800s, a group of Southeast Asians were taken to the Cocos (Keeling) Islands, now part of Australia, by an English merchant. Their descendants are seeking Indigenous status from Australia.

From around the world

 

Acara-acara yang ditampilkan

History of Medicine in South East Asia (HOMSEA) Conference

11 Jalan Medan Merdeka Selatan, 17-18 Floor, Jakarta Pusat, Jakarta Raya, 10110, Indonesia — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih banyak acara