Catatan editor

Akhirnya pada minggu lalu Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur sebagai lokasi untuk calon ibu kota baru Indonesia. Salah satu alasan yang dikemukakan pemerintahan Jokowi untuk memindahkan Ibu Kota negara dari Jakarta adalah karena berbagai permasalahan pelik yang dihadapi Jakarta seperti polusi, kemacetan, dan turunnya permukaan tanah Jakarta setiap tahunnya.

Namun menurut analisa Kyle Springer dari University of Western Australia pemindahan ini juga akan menguatkan reputasi Jokowi sebagai “Presiden Infrastruktur Indonesia”. Ia menulis bahwa dengan ibu kota baru, Jokowi ingin mengatasi kesenjangan infrastruktur antara Jawa dan Sumatra dengan Kalimantan. Namun, tak semudah itu, karena investor perlu yakin dengan proyek-proyek yang diajukan agar dananya mengucur.

The Conversation Indonesia dibaca oleh orang-orang yang menghargai pengetahuan. Jika Anda kenal seseorang yang akan tertarik dengan konten yang kami sajikan klik di sini untuk meneruskan email ini, dan ajak mereka berlangganan newsletter kami di: https://theconversation.com/id/newsletters

Prodita Sabarini

Editor Eksekutif

Artikel teratas

Tapi masalah yang dihadapi Jakarta bukan satu-satunya alasan mengapa Presiden Joko “Jokowi” Widodo memutuskan untuk memindahkan Jakarta. www.shutterstock.com

Menakar keberhasilan proyek pemindahan ibu kota ala Jokowi dalam meratakan pembangunan ekonomi

Kyle Springer, University of Western Australia

Pemindahan ibu kota diperkirakan menghabiskan banyak uang. Namun, kebijakan ini berarti juga memindahan kegiatan ekonomi dan mengurangi ketimpangan infrastruktur di luar pulau Jawa dan Sumatera.

Politik + Masyarakat

Sains + Teknologi

  • Mengapa kita mengingat-ingat masa lalu? Apa manfaatnya?

    Laura Jobson, Monash University

    Mengingat-ingat masa lalu merupakan sesuatu yang wajar dan manusiawi. Namun, bila terlalu larut bisa berdampak negatif bagi kesehatan mental.

  • Ilmuwan temukan cara baru untuk mengukur kelangkaan air dengan satelit

    Emad Hasan, Binghamton University, State University of New York; Aondover Tarhule, Binghamton University, State University of New York

    Menentukan suatu negara memiliki pasokan air yang cukup atau tidak merupakan proses yang rumit dan jauh dari sempurna. Sebuah penelitian menggunakan satelit untuk mengukur kelangkaan air.

Lingkungan Hidup

Kesehatan

Bisnis + Ekonomi

Pendidikan

In English

From our international editions

3 ways China benefits from the Hong Kong protests

Deana Rohlinger, Florida State University

Why doesn't China put down the protests in Hong Kong? Maybe it doesn't want to.

Amazon fires: Indigenous people show fire can be used sustainably

Jayalaxshmi Mistry, Royal Holloway

Fire doesn't have to be destructive. For many in the Amazon, it is part of their livelihood and culture.

‘Gay gene’ search reveals not one but many – and no way to predict sexuality

Brendan Zietsch, The University of Queensland

The largest study of its kind - comparing the genetic sequences of almost half a million people - has revealed many different parts of our genetic code that seem to influence same-sex sexual behaviour.

How a century-old dispute between Japan and South Korea threatens the global supply of smartphones

Pushan Dutt, INSEAD

Historical grievances, domestic politics, the US-China trade war and a looming global recession are all at play.

 

Acara-acara yang ditampilkan

IndoSec 2019

Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta, Jakarta Raya, 12240, Indonesia — Tradepass

Lebih banyak acara