Catatan editor

Ironi menyelimuti pelajar Indonesia. Beberapa dari mereka menang dalam berbagai olimpiade sains internasional, tapi pada saat yang sama hasil tes global untuk siswa berusia 15 tahun melalui Programme for International Student Assesment (PISA) 2015 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-62 dari 70 negara. Selama lima belas tahun ikut tes ini, kualitas pelajar konstan rendah dengan bukti 75% murid Indonesia gagal mencapai kemampuan dasar matematika. Anggaran pendidikan yang naik berlipat ganda dalam kurun waktu yang sama tidak mendongkrak kualitas pelajar.

Syaikhu Usman dari SMERU Institute menulis bahwa salah satu pangkal masalah kualitas buruk ini adalah pembelajaran tidak tuntas, baik oleh siswa maupun guru. Siswa yang belum memenuhi standar kompetensi setiap mata pelajaran tidak menjadi perhatian serius para guru dan sekolah. Berbeda dengan pemenang olimpiade, mereka mendapat kemewahan belajar secara tuntas.

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Teknologi

Artikel teratas

MR.Yanukit/Shutterstock.com

Kualitas buruk pelajar Indonesia akibat proses belajar tidak tuntas. Apa yang bisa dilakukan?

Syaikhu Usman, SMERU Research Institute

Makin banyak ketidaktuntasan belajar yang dibiarkan, hampir dapat dipastikan akan membuat hasil pembelajaran rendah. Menang olimpiade sains internasional, tapi terpuruk tes PISA.

Bisnis + Ekonomi

  • Memahami naik turunnya harga minyak bumi

    Atif Kubursi, McMaster University

    Naik turunnya harga minyak tidak ada kaitannya dengan besar kecilnya pasokan dan permintaan maupun dorongan ekonomi. Semuanya berdasar politik.

Kesehatan

Lingkungan Hidup

Pendidikan

Politik + Masyarakat

Sebuah riset tunjukkan resep sukses bagi akademisi yang menjadi pejabat publik

Ario Wicaksono, Universitas Gadjah Mada

Lepas dari keahlian yang mereka miliki, tidak ada jaminan akademisi mampu menjadi pejabat publik baik. Ada modal lain yang juga harus mereka kuasai.

Kemandirian di bidang pertahanan: sebuah misi yang tidak mungkin bagi Indonesia?

Tangguh Chairil, Bina Nusantara University

Bisakah Indonesian mewujudkan industri pertahanan yang mandiri?

Sains + Teknologi

Sains Sekitar Kita: Misteri kelelawar bagi kehidupan manusia

Ahmad Nurhasim, The Conversation

Kelelawar telah memberikan dunia imaji-imaji semacam Batman dan Vampir. Tapi apa sebenarnya guna kelelawar bagi manusia?

Mengapa stereotip perempuan seksi penggemar bola bertahan di Piala Dunia

Kim Toffoletti, Deakin University

Selain algoritme, komposisi jenis kelamin di ruang redaksi adalah faktor lain yang berdampak pada cara penggemar perempuan seksi dipotret dalam Piala Dunia.

Ilmuwan menciptakan bahan bangunan baru dari campuran jamur, beras, dan kaca

Tien Huynh, RMIT University; Mitchell Jones, RMIT University

Sekam padi dan serbuk kaca yang direkatkan dengan jamur dapat dijadikan bahan bangunan yang berpotensi menyelamatkan nyawa dan planet.

Cara sampai ke Australia ... lebih dari 50.000 tahun lalu

Sean Ulm, James Cook University; Alan Cooper, University of Adelaide; Michael Bird, James Cook University; Peter Veth, University of Western Australia; Robin Beaman, James Cook University; Scott Condie, CSIRO

Manusia pertama yang sampai ke Australia mungkin menavigasi lautan unuk menyeberang hingga barat laut pesisir benua tersebut lebih dari 50.000 tahun lalu.

In English