Catatan editor

Melalui Undang-Undang Desa yang diberlakukan sejak 2015, pemerintah Joko “Jokowi” Widodo menggelontorkan dana desa totalnya Rp187 triliun sampai akhir tahun ini. Puluhan ribu desa bergeliat membangun infrastruktur dan menggerakkan enonomi pedesaan. Desa-desa yang selama puluhan tahun menjadi objek pembangunan berubah menjadi subjek pembangunan.

Memasuki tahun keempat implementasi UU Desa, Rendy A. Diningrat dari SMERU Research Institute menulis pemerintah pusat seharusnya tidak hanya memberi instruksi dan melengkapi administrasi, tapi harus mendorong sekuat-kuatnya kemandirian dan keberdayaan desa. Dana desa juga perlu diawasi lebih ketat agar tindak pidana korupsi bisa diminimalkan.

Internet dengan media sosialnya telah mengubah arah demokrasi dunia. Media massa ngos-ngosan menghadapi gelombang pengaruh media sosial. Banyak mitos berkembang dan dihidupkan pada era media sosial. Angela Phillips dari Universitas London membagikan tujuh mitos yang menyelimuti era media sosial.

Ika Krismantari

Deputi Editor, Politik + Masyarakat

Artikel teratas

UU Desa diharapkan membuka peluang lebih luas bagi desa dan warganya untuk membayangkan masa depannya sekaligus mewujudkannya sesuai dengan kebutuhan, keragaman, dan keunikannya masing-masing. www.shutterstock.com

Rp187 triliun ke desa: semangat baru dan praktik lama dari UU Desa

Rendy A. Diningrat, SMERU Research Institute

UU Desa menjanjikan perubahan besar di pedesaan tapi masih menghadapi banyak masalah dalam pelaksanaannya.

Sains + Teknologi

Kentoh/Shutterstock

Tujuh mitos pada era media sosial

Angela Phillips, Goldsmiths, University of London

Demokrasi akan menguat jika kita belajar bagaimana menggunakan internet dengan bijak. Jika kita menyerahkannya kepada angin pasar bebas mungkin akan kita dapati internet menguasai kita.

Artikel menarik lainnya

Kapan sebaiknya kita ‘berhenti berteman’ dengan seseorang di Facebook?

Alexis Elder, University of Minnesota Duluth

Iklim politik yang gerah, ditambah mudahnya orang berbagi konten kontroversial di media sosial, membuat kita penasaran kapan sebaiknya "berhenti berteman". Apa saran Aristoteles?

Empat pelajaran dari Paradise Papers tentang bisnis global dan elite politik

Ronen Palan, City, University of London

Berbeda dari Panama Papers yang mengungkap praktik pelaku dari negara yang regulasinya tak terlampau ketat, Paradise Papers menguak praktik para elite—juga di Amerika dan Eropa—di dunia offshore.

Sulit menemukan CEO rendah hati. Ini alasannya

Mariano L.M. Heyden, Monash University; Mathew Hayward, Monash University

Kesuksesan bisa jadi berkat sekaligus kutukan. Daftar kesuksesan yang panjang dapat membuat seorang CEO menakar kelebihan mereka terlalu tinggi tanpa mengakui peran faktor-faktor lain.

In English

  • Seven myths of the social media age

    Angela Phillips, Goldsmiths, University of London

    There are a lot of misconceptions about how social media is changing society. Here are some of the most important.

From around the world

 

Acara-acara yang ditampilkan

History of Medicine in South East Asia (HOMSEA) Conference

11 Jalan Medan Merdeka Selatan, 17-18 Floor, Jakarta Pusat, Jakarta Raya, 10110, Indonesia — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih banyak acara