Layanan keuangan mikro untuk kelompok miskin kerap dianggap sebagai obat mujarab untuk mengakhiri kemiskinan. Masalahnya, banyak lembaga keuangan mikro yang bersifat komersial juga mencari untung sehingga menetapkan bunga tinggi yang memberatkan peminjam. Dalam riset di Bangladesh, bunga pinjaman 20-25% per tahun justru membuat peminjam menumpuk utangnya dan kehilangan aset untuk membayar utang.
Karena itu, William Cahyawan dari Universitas Indonesia menulis pemberian pinjaman layanan keuangan mikro perlu dibarengi pendampingan untuk menggunakan dana secara produktif. Dan perlu juga intervensi lain untuk mengakhiri kemiskinan.
Bagaimana ISIS meradikalisasi perempuan sehingga mereka menjadi pelaku bom bunuh diri? Eva Nisa dan Faried F. Saenong dari Victoria University of Wellington menjelaskan keterlibatan perempuan dalam gerakan teror di Indonesia.
|
Layanan keuangan mikro bukan satu-satunya obat untuk mengakhiri kemiskinan.
Olivier Le Moal/Shutterstock.com
William Cahyawan, University of Indonesia
Yang perlu diingat bahwa keuangan mikro tidak bisa dijadikan satu-satunhya jalan dalam pengentasan kemiskinan.
|
Warga menaruh lilin untuk mengingat korban ledakan bom bunuh diri di Jawa Timur bulan lalu. Menurut para peneliti ada beragam motif yang mendorong keterlibatan perempuan dalam kelompok teroris.
AAP
Eva Nisa, Victoria University of Wellington; Faried F. Saenong, Victoria University of Wellington
Indonesia telah bekerja keras menekan terorisme lokal, tapi pelibatan anak-anak sebagai pelaku serangan bom bunuh diri memicu kekhawatiran bahwa program deradikalisasi tidak efektif.
|
Artikel menarik lainnya
|
Haula Noor, Australian National University
Serangan di Surabaya tidak hanya menunjukkan pergeseran peran perempuan dalam tindakan terorisme, tetapi juga keterlibatan keluarga dalam aksi teror.
| |
Rizky Alif Alvian, Universitas Gadjah Mada
Membaca perubahan wajah gerakan organisasi Muslim konservatif Indonesia terhadap serangan teroris
|
|
|
In English
|
-
Eva Nisa, Victoria University of Wellington; Faried F. Saenong, Victoria University of Wellington
Indonesia has worked hard to block homegrown terrorist cells, but the involvement of children as suicide bombers in recent attacks has raised concerns that de-radicalisation programmes aren't working.
|
|
From around the world
|
-
Deborah Zion, Victoria University
Over 200 children are still in asylum seeker detention within Australia and offshore – so why aren't we more outraged about that?
|
|