Catatan editor

Selamat datang kembali di Catatan Mingguan, sebuah catatan perkembangan sosial dan politik oleh redaksi The Conversation Indonesia (TCID). Tengoklah ke luar; adakah langit biru di sana?

Berikut beberapa hal penting yang kami catat dalam minggu kedelapan tahun ini.

Protes kaum buruh terhadap isi Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja terus berlanjut. Mereka menolak begitu banyak pasal, terutama terkait aturan pengupahan yang dianggap akan merugikan pekerja.

Kaum buruh menolak sebuah pasal yang menyatakan kebijakan pengupahan nasional akan ditentukan oleh pemerintah, padahal ada seharusnya ada peran Dewan Pengupahan. Ketentuan upah minimum yang hanya akan berlaku pada level provinsi atau upah minimum provinsi (UMP) juga ditolak karena akan menghapus upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) yang lebih tinggi dari UMP.

Pemerintah mengatakan bahwa upah minimum tidak hilang, namun memang berbeda skema penghitungannya.

RUU Cipta Kerja akan berdampak pada setiap warga negara, tidak mengherankan beberapa media sampai menurunkan tuilsan khusus terkait draf tersebut, misalnya The Jakarta Post dan Kompas.

Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menghentikan penyelidikan 36 perkara – sebagian besar merupakan penyelidikan tertutup yang cenderung mengarah pada operasi tangkap tangan – berdasarkan evaluasi internal mereka.

Indonesia Corruption Watch menilai pengumuman penghentian penyelidikan dugaan kasus tersebut bisa jadi salah langkah, karena sama saja mengumumkan sesuatu yang belum pasti.

Abraham Samad, Ketua KPK periode 2011-2015, mengatakan penyelidikan seharusnya tidak dengan mudah bisa dihentikan, melainkan ada mekanisme tertentu.

Berbagai pihak mengkritik RUU Ketahanan Keluarga yang diusulkan Dewan Perwakilan Rakyat. RUU ini mulanya diusulkan oleh anggota fraksi PKS, Gerindra, Golkar, dan PAN.

Beberapa alasan penolakan adalah karena RUU berpotensi melanggar hak asasi manusia, melanggar ruang privat warga negara, mengatur hal-hal yang sudah diatur di UU lain, hingga dituduh sebagai upaya memecah belah masyarakat.

Demikian Catatan Mingguan edisi ini.

Kalau ada air di kolam, bolehlah kita ikut berenang. Kalau ada umurku panjang, jumpalah kita di pekan depan.

---

Ikuti diskusi Dompet Digital Bikin Anak Muda Makin Konsumtif? pada Kamis, 27 Februari pukul 19.00 WIB di IFI Thamrin Jakarta. Pembicara Stevanus Pangestu (Universitas Atma Jaya), Griya Ratri Putri (GoPay), Yessar Rosendar (The Conversation), dan Farah Dini Novita (Jouska). Registrasi: https://dompetdigital.eventbrite.com/

 

Andre Arditya

Editor Politik + Masyarakat

Politik + Masyarakat