Besarnya permintaan tuna di pasar global memacu pengusaha perikanan memasang rumpon ilegal untuk “memanen” tuna yang berenang di sekitar rumpon. Cara penangkapan ini membuat kelestarian tuna semakin terancam dan di saat bersamaan pengawasan pemerintah terhadap rumpon belum efektif. Di Laut Maluku, misalnya, mayoritas penjaga rumpon adalah pekerja ilegal dari perbatasan Filipina.
Widhya Nugroho Satrioajie dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menulis bahwa rumpon memang membuat pencarian tuna makin efektif dan efisien. Tapi tata kelola rumpon belum berjalan dengan baik. Langkah pertama yang harusnya dilakukan pemerintah adalah mendata kembali rumpon di tengah laut untuk memudahkan pemantauan dan pengaturan.
|
Kapal jaring sedang tambat di rumpon miliknya di Laut Maluku, Januari 2016.
Widhya Nugroho Satrioajie
Widhya Nugroho Satrioajie, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
Rumpon mengefisienkan penangkapan tuna tapi ada kecemasan tentang dampaknya pada kelestarian tuna. Langkah strategis adalah mendata kembali jumlah rumpon yang masih aktif.
|
Semakin banyak korporat yang memandang kesehatan mental di tempat kerja sebagai keputusan finansial yang baik.
Shutterstock
Tine Van Bortel, University of Cambridge
Semakin banyak perusahaan menyadari pekerja yang bahagia semakin produktif. Langkah-langkahnya termasuk membawa tanaman ke kantor, atau anjing yang riang.
|
Artikel menarik lainnya
|
Fabienne Cazalis, École des Hautes Études en sciences sociales (EHESS)
Autisme mengemuka dalam bentuk yang berbeda-beda. Gejalanya kerap tidak terlalu tampak pada perempuan dibanding laki-laki, sehingga banyak perempuan tidak terdiagnosis.
| |
Michael Budiman Mulyadi, Universitas Pelita Harapan
Dana untuk seni di Indonesia tidak berlimpah, dan kalau ada kadang kontroversial. Upaya apa yang dibutuhkan agar dana seni dari sumber yang lebih beragam mengalir?
|
|
|
In English
|
-
Tine Van Bortel, University of Cambridge
Celebrating mental health is a great opportunity to make the right changes to keep workers happy – and productive.
|
|
From around the world
|
-
Lully Miura, University of Tokyo
Sanctions and warnings have failed to stop Pyongyang's belligerence.
|
|