Catatan editor

Hasil hitung cepat pemilihan presiden Rabu, 17 April lalu dari para lembaga survei independen menunjukkan petahana Joko “Jokowi” Widodo unggul dari lawannya, Prabowo Subianto. Jika hasil perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum bulan depan mengonfirmasi hasil hitung cepat, maka Jokowi terpilih lagi menjadi presiden untuk kedua kalinya.

Kami menanyakan apa makna kemenangan Jokowi bagi pemenuhan kebebasan sipil dan hak asasi manusia di Indonesia pada tiga pakar politik dan HAM. Kami juga menanyakan pada para ekonom, apa tantangan ekonomi yang akan dihadapi Jokowi lima tahun ke depan.

Para pemilih, Rabu lalu, tidak hanya memilih presiden, tetapi juga perwakilan mereka di parlemen. Ella S. Prihatini dari University of Western Australia menganalisis hasil hitung cepat pemilihan legislatif (pileg), dan menemukan bahwa meski PDI-P memimpin perolehan suara, pertumbuhannya dari pileg lalu tidak signifikan. Partai Kesejahteraan Sosial menunjukkan pertumbuhan yang mengejutkan, sementara banyak partai lain, termasuk Hanura mendapati perolehan suara mereka menurun.

Polarisasi politik di masyarakat pascapemilu juga semakin tajam, tulis Whisnu Triwibowo dari Universitas Indonesia. Ia menulis bahwa kedua kandidat perlu menenangkan pendukungnya masih-masing untuk mencegah perpecahan dalam masyarakat.

Prodita Sabarini

Editor Eksekutif

Artikel teratas

Presiden Petahana Joko Widodo. Mast Irham/EPA

Hasil quick count tunjukkan Jokowi unggul. Apa makna kemenangannya bagi kebebasan sipil dan HAM di Indonesia?

Asmin Fransiska, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ; Abdil Mughis Mudhoffir, University of Melbourne; Lailatul Fitriyah, University of Notre Dame

Kami meminta pakar politik dan hak asasi manusia untuk menganalisis apa makna kemenangan Jokowi, berdasarkan hasil hitung cepat awal ini, bagi kebebasan sipil dan perlindungan HAM di Indonesia.

Presiden petahana Joko Widodo. Mast Irham/EPA

Jokowi menang dalam hitungan cepat, ini tantangan ekonomi untuk lima tahun ke depan

Fithra Faisal, Universitas Indonesia; Asep Kurniawan, SMERU Research Institute; Ruhmaniyati, SMERU Research Institute

Disrupsi digital merupakan salah satu tantangan terbesar yang bisa diberdayakan untuk sebuah lompatan kuantum guna membentuk kemakmuran berlipat pada masa depan.

Seorang pemilih memasukkan kertas suara di sebuah tempat pemungutan suara di Solo, Jawa Tengah, 17 April 2019. Ali Lutfi/EPA

Siapa yang tumbuh, stagnan, dan rontok? Analisis hasil quick count pileg 2019

Ella S. Prihatini, University of Western Australia

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), meski memimpin perolehan suara, tidak mengalami lonjakan jumlah suara yang signifikan.

Seorang pria melihat poster para calon legislatif yang bertanding dalam pemilihan umum (pemilu) 2019 yang diadakan 17 April lalu. Dedi Sinuhaji/EPA

“Cebong” versus “Kampret”: Polarisasi politik pascapilpres 2019 semakin tajam

Whisnu Triwibowo, Universitas Indonesia

Polarisasi politik paska pemilu 2019 akan semakin menajam sebagai akibat akumulasi dari strategi kampanye yang dilakukan kedua kubu sejak pemilihan presiden (pilpres) pada tahun 2014.

Politik + Masyarakat

Sains + Teknologi

Seni + Budaya

  • Membangun kembali Notre-Dame de Paris yang terbakar

    Anne Gombault, Kedge Business School

    Kebakaran yang menghancurkan katedral Notre-Dame de Paris pada 15 April adalah peristiwa bersejarah yang mengingatkan kita pada kekuatan simbolis monumen nasional.

  • Film Dilan: Potret nostalgia remaja zaman Orde Baru

    Gaston Soehadi, Universitas Petra

    Serial film _Dilan_ dapat menjadi jendela untuk melihat potret kehidupan atau pergaulan remaja di kota besar, seperti Bandung, pada masa ketika Indonesia di bawah pemerintahan Orde Baru..

Lingkungan Hidup

  • Nasib hutan Indonesia ada di tangan pemenang pilpres

    Bill Laurance, James Cook University; Penny van Oosterzee, James Cook University

    Bertanding kembalinya Jokowi mungkin membahayakan keanekaragaman hayati global, karena ia mengancam mengingkari moratorium pembukaan perkebunan kelapa sawit baru.

In English