Catatan editor

Erupsi Gunung Agung di Bali akhir November lalu merupakan salah satu peristiwa penting bagi negeri yang dilalui Cincin Api Pasifik. Informasi yang akurat tentang keadaan Gunung Agung penting bukan hanya untuk pelaku bisnis dan pariwisata di Bali. Keselamatan penduduk sekitar gunung, penerbangan, dan turis mestinya menjadi pertimbangan utama bagi pemerintah untuk segera mengeluarkan imbauan atau peringatan guna mencegah terjadinya bencana akibat letusan Gunung Agung.

Kami menerbitkan enam artikel tentang gunung berapi yang dipicu oleh meningkatnya aktifitas vulkanik Gunung Agung sejak September lalu. Mirzam Abdurrachman dari Institut Teknologi Bandung menulis tentang proses geologis di bawah gunung berapi. Richard John Arculus dan tim Budiman Minasny dari Australian National University (ANU) menyoroti aspek di atas gunung. Richard mengingatkan bahaya abu vukanik di atmosfer terhadap lalu lintas udara. Saran dia, percayalah ke otoritas vulkanologi. Budiman menulis tentang berkah abu vulkanik yang menyuburkan tanah di sekitar gunung dalam jangka panjang.

Dari riset ekologi di Borneo, Joshua P Twing, calon doktor Queen’s University Belfast, menunjukkan biawak air Asia Tenggara alias kadal raksasa makin banyak ditemukan di tanah yang makin rusak karena lahan diubah menjadi kebun sawit. Hanya hewan ini dan beberapa hewan lainnya yang kuat bertahan di lingkungan makin memburuk di perkebunan sawit.

Tulisan Henny Warsilah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyatakan suatu kota tangguh bencana tanpa ketahanan warga tidak akan mampu menyelesaikan masalah kebencanaan. Dia meneliti upaya warga di kawasan pesisir Semarang Jawa Tengah menanggulangi bencana banjir rob. Indonesia juga harus berperang melawan pencemaran plastik di lautan yang jumlahnya makin meningkat, kata Thomas Wright dari University of Queensland.

Sampah berikutnya adalah filter rokok. Kathryn Barnsley dan Haydn Walters dari University of Tasmania menulis, satu puntung rokok saja membunuh setengah dari ikan yang terpapar bahan kimia tersebut di laboratorium.

Itu artikel-artikel yang kami rekomendasikan untuk menemani liburan Anda.

Selamat Tahun Baru 2018!

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Teknologi

Lingkungan Hidup

Petani Bali dengan latar Gunung Agung. Wilayah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi adalah wilayah dengan lahan pertanian yang paling subur. Reuters/Darren Whiteside

Letusan Gunung Agung bisa menghasilkan tanah tersubur di dunia

Budiman Minasny, University of Sydney; Anthony Reid, Australian National University; Dian Fiantis, Universitas Andalas

Abu vulkanik menciptakan gangguan bagi petani, karena dapat mengubur lahan pertanian dan merusak tanaman. Namun, dalam jangka panjang, abu akan menciptakan tanah yang paling subur di dunia.

Gunung Agung di Bali, dalam status awas, pada 26 September 2017. Reuters/Darren Whiteside

Mengapa gunung api meletus?

Mirzam Abdurrachman, Institut Teknologi Bandung

Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi sebelum gunung api meletus? Bagaimana bisa angin topan dan mencairnya gletser berkontribusi pada letusan besar?

Warga dan wisatawan diimbau berada setidaknya enam kilometer dari Gunung Agung, di Karangasem, Bali. EPA/Made Nagi

Gunung Agung di Bali berpotensi meletus untuk pertama kalinya dalam 50 tahun

Richard John Arculus, Australian National University

Peringatan dikeluarkan untuk menghindari bahaya gunung berapi Indonesia menyusul serangkaian gempa bumi.

Biawak air di Kalimantan. www.shutterstock.com

Kadal raksasa berkembang pesat di perkebunan sawit Borneo

Joshua P Twining, Queen's University Belfast

Deforestasi telah melenyapkan sebagian besar predator, sehingga para kadal punya banyak makanan dan sedikit pesaing.

Sampah plastik terdampar di Pantai Kuta, Bali pada Feb. 2016. Reuters/Antara News Agency

Bagaimana Indonesia bisa melawan pencemaran plastik?

Thomas Wright, The University of Queensland

Untuk menghentikan pencemaran laut dari sampah plastik oleh Indonesia, manajemen sampah di daratan perlu diubah.

Warga Kemijen di pesisir Semarang membuat sendiri tembok penahan, biasa disebut talud, agar luapan Kalibanger tidak membanjiri perkampungan. Tim Dokumentasi Kolektif Hysteria

Hidup dan bertahan di Semarang yang terus ambles

Henny Warsilah, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Pesisir Semarang ambles dan warga di sana semakin miskin akibat bencana. Mereka tidak tinggal diam menghadapi banjir rob yang menghampiri sehari dua kali ke rumah-rumah mereka.

Filter direkayasa untuk membuat rokok terasa lebih enak, dan terkesan aman. from www.shutterstock.com

Filter: hoaks perusahaan rokok yang membahayakan perokok dan lingkungan

Kathryn Barnsley, University of Tasmania; Haydn Walters, University of Tasmania

Banyak perokok yang masih beranggapan filter membuat rokok lebih aman. Namun sebenarnya filter membuat rokok semakin berbahaya, dan industru tembakau telah lama tahu soal ini.

In English

 

Acara-acara yang ditampilkan

History of Medicine in South East Asia (HOMSEA) Conference

11 Jalan Medan Merdeka Selatan, 17-18 Floor, Jakarta Pusat, Jakarta Raya, 10110, Indonesia — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih banyak acara