Catatan editor

Sebuah tempat wisata baru di Bandung, Rabbit Town, sempat membuat geger dunia maya beberapa waktu lalu. Tempat wisata yang mengklaim sebagai obyek wisata swafoto diduga memajang instalasi-instalasi yang menjiplak karya seniman luar negeri demi menarik pengunjung.

Publik dan media ramai membicarakan fenomena ini. Tidak sedikit menyalahkan budaya selfie akut di Indonesia yang dianggap berdampak buruk pada industri pariwisata di Indonesia.

Namun penulis dari Universitas Islam Indonesia Holy Rafika Dhona melihat bahwa fenomena Rabbit Town lebih dari sekadar budaya selfie saja. Dia melihat adanya kecenderungan yang berubah dari kegiatan berplesiran yang didorong oleh kemajuan teknologi.

Sementara itu, peneliti dari McMaster University, Lofti Belkhir mengungkapkan bagaimana telepon seluler (ponsel) berkontribusi besar dalam pemanasan global

Mulai April, The Conversation Indonesia akan memilih tema setiap bulannya untuk edisi tulisan khusus. Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, tema perdana yang kami pilih pada April adalah “Kesehatan Ibu dan Anak”. Kami mengundang para peneliti dan akademisi untuk mengirimkan ide terkait tema tersebut agar tulisannya bisa diterbitkan di The Conversation Indonesia.

Ika Krismantari

Deputi Editor, Politik + Masyarakat

Artikel teratas

Urban Light karya Chris Burden, Los Angeles County Museum of Art. Di Rabbit Town ada instalasi yang diduga meniru instalasi tersebut. Terry Robinscon/Flickr

Tidak perlu yang asli, yang penting _selfie_ : fenomena di balik Rabbit Town

Holy Rafika Dhona, Universitas Islam Indonesia

Kontroversi penjiplakan karya seni di Rabbit Town di Bandung, Jawa Barat mengajak kita berpikir ulang tentang kebiasaan swafoto di tempat wisata

Sains + Teknologi

Artikel menarik lainnya

Delapan buku fiksi wajib baca sebelum usia 30

Intan Paramaditha, Macquarie University

Sudah pernah baca 'Babi Ngepet' karya Abdullah Harahap atau 'Raumanen' karya Marianne Katoppo? Sebelum usia 30, bacalah delapan buku rekomendasi Intan Paramaditha ini.

Cerita orang Banjar menjadi leluhur orang Madagaskar dan Komoro

François-Xavier Ricaut, Université de Toulouse III - Paul Sabatier; Nicolas Brucato, Université de Toulouse III - Paul Sabatier

Riset ini menggabungkan data dan hipotesa dari riset linguistik, arkeologis, dan genetik tentang masyarakat Komoros dan Madagaskar.

In English

  • How smartphones are heating up the planet

    Lotfi Belkhir, McMaster University

    New research shows the impact of technology, especially smartphones, on carbon emissions. Encouraging consumers to get new phones every couple of years leads to extraordinary and unnecessary waste.

From around the world

 

Acara-acara yang ditampilkan

History of Medicine in South East Asia (HOMSEA) Conference

11 Jalan Medan Merdeka Selatan, 17-18 Floor, Jakarta Pusat, Jakarta Raya, 10110, Indonesia — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih banyak acara