Kebanyakan calon mahasiswa di negara-negara ASEAN, ketika memikirkan kuliah di luar negeri, memilih negara non-ASEAN. Inggris, AS, dan Australia masih jadi pilihan tradisional dan Cina serta India mulai berusaha menyaingi.
Jaruwat Kiatiwongse dari Bangkok University dan Rosalia Sciortino dari Mahidol University mengatakan sebenarnya kuliah trans-ASEAN bisa menjadi pilihan menarik karena bisa menawarkan pengalaman mendalam di kawasan Asia Tenggara. ASEAN sendiri sedang mengupayakan integrasi pendidikan dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN.
|
Mahasiswa dari berbagai negara ASEAN melakukan pertukaran di universitas di Thailand.
Thiranun Kunatum/Shutterstock
Jaruwat Kiatiwongse, Bangkok University; Rosalia Sciortino, Mahidol University
Ingin kuliah ke luar negeri? Mengapa tidak di negara-negara ASEAN? Organisasi ini sedang berusaha mengintegrasikan pendidikannya agar generasi muda bisa menikmati pengalaman bermakna di kawasan.
|
Seni + Budaya
|
-
Christian-Georges Schwentzel, Université de Lorraine
Budaya pop selalu melihat ada yang seksi pada diri kesatria perempuan, yang diabadikan dalam himne Sumeria, mitologi Yunani, bahkan film Wonder Woman.
|
|
Artikel menarik lainnya
|
Roby Muhamad, Universitas Indonesia
Teknologi digital dan kemampuannya memproses data yang dihasilkan manusia dalam jumlah besar dapat menjadi alat penelitian sosial yang perkasa.
| |
Amalinda Savirani, Universitas Gadjah Mada
Banyak pemimpin lokal berinovasi untuk menyiasati birokrasi yang lamban dan berbelit, menerabas aturan agar program bisa cepat terwujud. Namun kepentingan warga kadang terabaikan.
|
|
|
In English
|
-
Jaruwat Kiatiwongse, Bangkok University; Rosalia Sciortino, Mahidol University
Southeast Asian countires have a goal to integrate their higher education network to give young generations a truly regional experience. Is it possible?
-
Supiandi Sabiham, Institut Pertanian Bogor; Budi Indra Setiawan, Institut Pertanian Bogor; Budiman Minasny, University of Sydney; Dian Fiantis, Universitas Andalas
A balanced research program should focus on good and rational peat management efforts that minimise environmental impacts, and on water regulation that reduces the risk of fire.
|
|
Intersectionality in action: Brazilian women are organizing across class and race lines to decry inequality in a country that remains deeply ‘machista.’
Naco Doce/Reuters
Alvaro Jarrin, College of the Holy Cross; Kia Lilly Caldwell, University of North Carolina – Chapel Hill
Before #MeToo, Brazilian women launched #MyFirstHarrassment and marched for racial equality. Today, this feminist resurgence is tackling health care, plastic surgery, violence and more.
|