Kemarin kami membahas mengenai istilah baru di dunia kerja: prekariat. Di bagian kedua ini Hizkia Yosie Polimpung dari Koperasi Riset Purusha membahas lebih spesifik tentang prekariat di kalangan pekerja kreatif. Ada banyak prekariat di sektor industri kreatif yang masih berjuang untuk masalah subsistensi: pangan, sandang, papan. Tetapi kebanyakan menganggap itu urusan pribadi yang mesti diselesaikan sendiri-sendiri, demikian tulis Yosie.
Anda suka minum kopi? Ada sedikit kabar gembira dari Robin Poole, peneliti University of Southampton. Dari risetnya terhadap hasil banyak studi sebelumnya tentang kopi dia berkesimpulan bahwa orang yang sudah menikmati kopi dalam jumlah moderat sebagai bagian pola makan mereka berpeluang paling besar mendapat manfaat kesehatan dari kopi, bukan mudaratnya.
|
Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi) berdemo saat May Day 2017.
Sindikasi
Hizkia Yosie Polimpung, Purusha Research Cooperative
Pekerja kreatif banyak yang menganggap masalah subsistensi mereka bukanlah agenda untuk diperjuangkan bersama, tetapi merupakan masalah dapur masing-masing.
|
Nobuhiro Asada/Shutterstock.com
Robin Poole, University of Southampton
Orang yang sudah menikmati kopi dalam jumlah moderat sebagai bagian pola makan mereka berpeluang paling besar mendapat manfaat kesehatan dari kopi, bukan mudaratnya.
|
Artikel menarik lainnya
|
Adi Utarini, Universitas Gadjah Mada
Bagaimana cara kami meyakinkan warga bahwa menyebarkan nyamuk yang terinfeksi bakteri Wolbachia bisa menghilangkan demam berdarah?
| |
Umi Muawanah, Research Agency of Indonesian Maritime Affairs and Fisheries Ministry
Di Indonesia ada 530 anjungan minyak yang sudah memasuki masa pensiun. Peraturan mewajibkan pembongkaran yang bisa memakan biaya jutaan dolar. Mengapa tidak dijadikan terumbu karang saja?
|
|
|
In English
|
-
Robin Poole, University of Southampton
A new analysis shows that coffee is associated with a host of positive health effects.
|
|
From around the world
|
Nic Cheeseman, University of Birmingham
The Rwandan model can't be replicated easily given that it depends heavily on political dominance and tight, centralised control of patronage networks.
| |
Asit K. Biswas, National University of Singapore; Kris Hartley, Cornell University
While India struggles for answers to its urban air pollution crisis, Beijing is moving forward with strong resolve and effective policy.
|
|
|