Catatan editor

Rezim biomedis selalu mengatakan bahwa gangguan mental pada seseorang selalu disebabkan oleh kegagalan pasien mengelola dan menyelesaikan masalah atas dorongan dan ide-ide yang irasional. Di masyarakat, penderita gangguan mental berat dipasung, dikurung, dikucilkan, dan diskriminasi karena dituduh menganggu stabilitas sosial. Padahal, para penderita gangguan mental mayoritas berasal dari ekonomi lemah yang kerap mengalami ketertindasan, kekerasan, dan diskriminasi sebelum mereka mengalami gangguan mental.

Karena itu, Rizqy Amelia Zein dari Universitas Airlangga menulis cara penyembuhan para penderita gangguan mental yang ideal adalah mengubah relasi sosial menjadi setara, tanpa diskriminasi, dan mendukung pasien dan anggota keluarganya.

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Teknologi

Artikel teratas

SweetLeMontea/Shutterstock

Penderita gangguan mental makin terpojok oleh relasi kuasa yang timpang

Rizqy Amelia Zein, Universitas Airlangga

Kunci penting dalam proses pemulihan gangguan mental adalah restrukturisasi relasi kuasa yang sudah lama timpang.

Sains + Teknologi

Gambar yang menunjukkan tempat para ilmuwan percaya materi gelap berada di cluster galaksi Abell 520 - di dekat gas panas di tengahnya, berwarna hijau. Chandra X-ray Observatory Center

Studi menunjukkan ‘materi gelap’ dan ‘energi gelap’ mungkin tidak ada—bagaimana jalan keluarnya

Kevin Pimbblet, University of Hull

Para ilmuwan mengusulkan materi gelap hanya untuk menjelaskan bagaimana galaksi atau gugusan galaksi bergerak karena gaya tarik gravitasi.

Artikel menarik lainnya

Bagaimana membangun tempat kerja yang sehat bagi jiwa—langkah demi langkah

Tine Van Bortel, University of Cambridge

Semakin banyak perusahaan menyadari pekerja yang bahagia semakin produktif. Langkah-langkahnya termasuk membawa tanaman ke kantor, atau anjing yang riang.

Mengapa hal indah dan imut lebih menarik para donor ketimbang mereka yang lebih membutuhkan

Yvetta Simonyan, University of Bath

Keindahan, dan yang imut seperti panda, lebih menarik di mata para penyumbang daripada mereka yang sebenarnya lebih membutuhkan.

In English

From around the world

Stephen Hawking at Gonville & Caius College, Cambridge in 2015. lwpkommunikacio/flickr

A timeline of Stephen Hawking's remarkable life

Michael Courts, The Conversation; Sarah Keenihan, The Conversation

Hawking's most famous book, A Brief History of Time, sold 10 million copies and was translated into 40 languages, skyrocketing to the top of the bestseller lists in the US and UK.

British theoretical physicist and cosmologist, Professor Stephen Hawking in 2014. EPA/Andy Rain

Tributes pour in for Stephen Hawking, the famous theoretical physicist who died at age 76

Alan Duffy, Swinburne University of Technology; Alice Gorman, Flinders University; Jonti Horner, University of Southern Queensland; Lisa Harvey-Smith, CSIRO; Matthew Bailes, Swinburne University of Technology; Steven Tingay, Curtin University

Stephen Hawking inspired people with his work on black holes and other mysteries of the universe. Many were quick to pay tribute to the theoretical physicist who died today in the UK, aged 76.

 

Acara-acara yang ditampilkan

History of Medicine in South East Asia (HOMSEA) Conference

11 Jalan Medan Merdeka Selatan, 17-18 Floor, Jakarta Pusat, Jakarta Raya, 10110, Indonesia — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih banyak acara