Catatan editor

Tsunami di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember lalu merupakan kejadian kedua untuk Indonesia pada 2018, sesudah gempa yang diikuti tsunami di Palu dan Donggala, di Sulawesi Tengah. Media melaporkan tsunami yang terjadi di Selat Sunda, sesudah letusan Gunung Anak Krakatau, datang tanpa didahului oleh gempa bumi dan mengejutkan masyarakat yang tidak mengantisipasi gelombang tinggi.

Kejadian ini hanya beberapa hari sebelum peringatan 14 tahun tsunami Aceh yang jatuh pada 26 Desember. Tsunami di Aceh pada 2004, didahului gempa bumi dengan kekuatan 9.1 skala richter, menewaskan lebih dari 100.000 orang.

Alfi Rahman dari Universitas Syiah Kuala dan Stephen A. Sutton dari Charles Darwin University, menulis mengenai kata smong dari Pulau Simeulue, Aceh, dari kisah smong yang diturunkan dari generasi ke generasi di sana. Para peneliti ini memaparkan alasan mengapa kata ini perlu masuk kosakata bahasa Indonesia untuk menjelaskan fenomena tsunami yang didahului oleh gempa bumi.

Memasuki Natal dan Tahun Baru, The Conversation Indonesia tutup pada tanggal 24 Desember hingga 1 Januari, dan akan beroperasi kembali pada 2 Januari 2019.

Prodita Sabarini

Editor

Artikel teratas

Dampak gempa bumi yang disusul tsunami di Banda Aceh pada 26 Desember 2004. Frans Delian/Shutterstock

Setelah 14 tahun tsunami Aceh, saatnya kata ‘smong’ masuk kosakata bahasa Indonesia

Alfi Rahman, Universitas Syiah Kuala; Stephen A Sutton, Charles Darwin University

_Smong_ adalah satu kata yang diketahui telah menyelamatkan banyak nyawa di Pulau Simeulue Aceh. Kearifan kata ini telah dipertahankan selama 97 tahun.

Lingkungan Hidup

Politik + Masyarakat

Sains + Teknologi

Kesehatan

Seni + Budaya

In English