Sulit memahami Indonesia kontemporer tanpa memahami oligarki media, kata Wisnu Prasetya Utomo dari Remotivi. Soalnya, oligarki media cukup berkuasa untuk membentuk pemberitaan. Mulai dari pemilu, pilkada, Meikarta, dan reklamasi Teluk Jakarta, oligarki media bisa menjelaskan mengapa media yang satu berbeda pendapat dengan yang lain.
Jika Anda ingin sukses menjalankan resolusi Tahun Baru, pakai pendekatan ahli psikologi behavioris. Mereka punya cara untuk menciptakan kebiasaan baru.
|
Ketidakpercayaan pada media arus utama membuat sebagian orang menoleh pada media sosial yang kerap memuat hoaks.
Shutterstock
Wisnu Prasetya Utomo, Remotivi
Literasi media perlu bukan hanya untuk membantu kita menavigasi berita hoaks tetapi juga membaca kepentingan pemilik media di balik berita.
|
Kesehatan
|
-
Rebekah Boynton, James Cook University; Anne Swinbourne, James Cook University
Jika Anda ingin sukses menjalankan resolusi Tahun Baru, pendekatan behavioris dapat membantu Anda menciptakan kebiasan baru dan sehat.
|
|
Artikel menarik lainnya
|
Lidwina Inge Nurtjahyo, Universitas Indonesia
Pertanyaan "apakah nyaman" saat pemerkosaan sering diajukan penyidik pada korban pemerkosaan. Pertanyaan semacam ini menempatkan penyintas pada posisi "dikorbankan berulang-ulang".
| |
Vannessa Hearman, Charles Darwin University
Kisah Gatot Lestario, tahanan politik di zaman rezim Soeharto, yang mendorong kampanye transnasional untuk menghapus hukuman mati.
|
|
|
In English
|
-
Wisnu Prasetya Utomo, Remotivi
We need media literacy not only to help us detect hoax and fake news but also to read the interest of media owners behind the news.
|
|
From around the world
|
-
Yujin Nagasawa, University of Birmingham
Belief in miracles such as the virgin birth of Jesus are surprisingly persistent – even in the 21st century.
|
|