Catatan editor

Pesta demokrasi Indonesia yang berlangsung lima tahun sekali terus dinodai oleh politik uang hingga sekarang. Praktik jual beli suara terbukti masih merajalela hingga pemilihan umum 2014.

Dalam risetnya dalam skala masif yang melibatkan lebih dari 800,000 orang di seluruh Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menemukan satu dari tiga orang pemilih Indonesia menerima suap menjelang pemilu untuk memilih calon anggota DPR.

Temuan yang mencengangkan ini disertai juga penjelasan mengapa politikus dan partai politik terus menerus melakukan aksi jual beli suara meski praktik ini dilarang oleh hukum, dianggap tabu oleh masyarakat dan memiliki dampak yang tidak signifikan dalam mempengaruhi hasil pemungutan suara.

Mengapa seharusnya Komisi Pemilihan Umum tidak melarang bekas narapidana mendaftar jadi calon anggota parlemen? Anugerah Rizki Akbari dari Indonesia Jentera School of Law menjelaskan logika yang salah kaprah dengan pembatasan tersebut.

Ika Krismantari

Deputi Editor, Politik + Masyarakat

Artikel teratas

Para pengunjuk rasa di Malang, Jawa Timur, memprotes praktik politik uang menjelang pemilu 2014. H Prabowo/CrowdSpark

Riset tunjukkan sepertiga pemilih Indonesia terima suap saat pemilu

Burhanuddin Muhtadi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Praktik jual beli suara sangat mengakar di Indonesia disamping penolakan dari masyarakat dan fakta bahwa praktik ini hanya sedikit mempengaruhi hasil pemilihan.

Politik + Masyarakat

Undang-undang di Indonesia terus menghukum seseorang yang telah menjalani hukuman yang dijatuhi padanya. Shutterstock

Alasan mengapa KPU seharusnya tidak melarang bekas narapidana mendaftar jadi caleg

Anugerah Rizki Akbari, Indonesia Jentera School of Law

Mantan narapidana harus diberikan kesempatan yang adil untuk menebus kesalahan mereka sesudah menjalani hukuman.

Kejahatan yang digambarkan media seringkali bermasalah. www.shutterstock.com

Wajah ganda media di Indonesia dalam memberitakan kejahatan

Bagus Sudarmanto, Universitas Indonesia

Harus diakui bahwa pemberitaan kejahatan adalah salah satu hal yang menarik perhatian kita. Namun nyatanya bagaimana media membahas kejahatan seringkali bermasalah.

Kesehatan

Bisnis + Ekonomi

Kota

Sains + Teknologi

In English

From around the world