|
|
Dear Sobat TCID
Olimpiade Paris 2024 baru memasuki hari ketiga dan event olahraga berskala global ini sudah menuai banyak drama. Mulai dari besaran biaya yang harus dikeluarkan baik secara ekonomi maupun lingkungan demi menjadi Olimpiade pertama yang pembukaannya dilakukan di luar stadion, kesalahan penyebutan kontingen Korea Selatan, hingga perayaan yang mengklaim telah melibatkan kaum minoritas dan marginal, tapi gagal memasukkan keragaman budaya dan agama.
Seperti makanan dan produk kebudayaan lainnya, olahraga sering dianggap mampu meluruhkan batas-batas dan sekat antarnegara. Sehingga, ia dibebani dengan misi diplomasi, harga diri negara, hingga simbol-simbol politik. Tidak terkecuali dalam Olimpiade kali ini.
Konflik internasional, misalnya, bisa menjadi penentu siapa yang dapat berpartisipasi dalam Olimpiade dan siapa yang tidak. Keputusan komite Olimpiade internasional (IOC) melarang Rusia berlaga karena invasi di Ukraina memunculkan pertanyaan mengapa kontingen Israel tetap berada di Paris meski melakukan hal serupa ke Palestina.
Alih-alih menjadi pemersatu, event olahraga juga kerap menjadi ajang kontestasi. Arena untuk mempertontonkan–tidak hanya kemampuan dalam cabang olahraga tertentu–tetapi juga misi tersembunyi, yang seringkali menciptakan drama, lebih dari permainannya sendiri.
Salam olahraga,
|
|
Hayu Rahmitasari
Education & Culture Editor
|
|
Kejurnas bola voli U-17 di Tangerang, Banten. ANTARA FOFO/Sulthony Hasanuddin/YU.
Emil Radhiansyah, Paramadina University ; Benni Yusriza Hasbiyalloh, Paramadina University
Olahraga kini merupakan instrumen penting dalam diplomasi publik dan politik. Di Indonesia, fenomena ini ditandai dengan semakin banyaknya atlet-atlet Indonesia yang berlaga untuk klub luar negeri. Menariknya, penampilan atlet-atlet Indonesia di luar negeri tidak hanya menjadi perbincangan viral di internet tetapi juga berdampak positif terhadap citra Indonesia. Sengaja atau tidak, atlet-atlet ini telah membantu membentuk citra bangsa yang positif melalui diplomasi.
|
Seragam pembukaan Olimpiade tim Mongolia. Michel&Amazonka.
Treena Clark, University of Technology Sydney
Fesyen memiliki banyak fungsi: bersifat praktis, komunikatif, komersial, dan kompetitif. Pada Olimpiade Paris 2024 kali ini, beberapa negara memiliki seragam yang berbeda-beda untuk upacara pembukaan dan penutupan, podium, media, dan acara olahraga. Tema yang diusung pun bermacam-macam. Dari mulai representasi hinga perkembangan teknologi daur ulang terkini. Semuanya demi mewakili negara dan mengomunikasikan kehadiran serta esensi nasional mereka.
|
Penari tampil dalam perayaan di Sydney menjelang Piala Dunia Wanita FIFA 2023.
EPA-EFE/Steven Markham
Verity Postlethwaite, Loughborough University; Claire Jenkin, University of Hertfordshire; Lindsay Sarah Krasnoff, SOAS, University of London
FIFA menggunakan pertandingan Piala Dunia Wanita FIFA 2023 untuk “menciptakan nilai komersial” sepak bola perempuan. Namun, ada keseimbangan yang harus dicapai antara tujuan pertumbuhan ekonomi dan penggunaan diplomasi olahraga untuk memajukan kesetaraan gender. Penelitian menunjukkan bahwa diplomasi olahraga sangat penting ketika menjadi tuan rumah acara olahraga perempuan internasional. Sebab, organisasi olahraga global secara tradisional kerap dipandang sebagai “klub bapak-bapak”, lengkap dengan struktur administrasi yang didominasi laki-laki.
|
Pendidikan + Budaya
|
-
Bagas Aditya, The University of Melbourne
Gencarnya aktivisme mahasiswa di Australia memberikan perspektif baru tentang bagaimana kebebasan berpendapat itu seharusnya dipelihara di lingkungan pendidikan tinggi di Indonesia.
-
Iwan Awaluddin Yusuf, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Tradisi menanggalkan penyematan gelar dalam pergaulan akademis bukanlah praktik baru, tapi sedang ramai digalakkan sebagai upaya desakralisasi gelar di Indonesia.
-
John Charles Ryan, Southern Cross University
Dari dilarang di hotel dan pesawat, hingga dianggap sebagai makanan lezat – durian sungguh membingungkan. Ada apa di balik sifat polarisasinya?
|
|
Lingkungan
|
-
Vempi Satriya Adi Hendrawan, Universitas Gadjah Mada
Lebih dari 100 juta jiwa akan terdampak kekeringan luar biasa, panas menggila di perkotaan, ditambah risiko banjir bandang dan longsor di dataran tinggi.
-
Andi Misbahul Pratiwi, University of Leeds
Krisis iklim membuat korban kekerasan kesulitan mengakses keadilan. Bak jatuh tertimpa tangga, mereka harus menghadapi kekerasan dan kepungan rob secara bersamaan dan sering kali sendirian.
|
|
Politik + Masyarakat
|
-
Yvonne Kezia Dhianingtyas Nafi, Universitas Indonesia
Pada 4 Juni 2024 lalu, DPR bersama pemerintah mengesahkan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA). Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengatakan…
|
|
Isu Anak Muda
|
-
Muammar Syarif, The Conversation
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memutuskan untuk menghapus jurusan IPA, IPS, dan bahasa di sekolah menengah atas (SMA) mulai tahun ajaran 2024/2025. Keputusan…
-
Anhar Dana Putra, Politeknik STIA LAN Makassar; Andika, Universitas Hasanuddin; Andi Riswan Mohamad, Universitas Negeri Makassar
Selain akses, ada faktor lain yang juga berperan dalam menciptakan budaya baca, yaitu norma sosial. Mengapa demikian?
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|