Halo para pembaca yang budiman,

Semoga Anda selalu sukses dan sejahtera.

Saya, Yessar Rosendar, editor bisnis dan ekonomi The Conversation Indonesia, menyarikan sejumlah berita tentang bisnis dan ekonomi yang penting beberapa hari terakhir ini.

Anda pasti telah bosan dan muak melihat berita buruk kembali disajikan minggu ke minggu, saya pun juga begitu.

Jika Anda penggemar balapan Formula One, sekarang kita seperti menjadi penggemar tim Williams F1 yang tiap minggu finis di urutan paling buncit.

Indonesia kembali memecahkan rekor kasus harian COVID-19 yang meroket ke angka 54.517 pada Rabu kemarin. Pemerintah pun akhirnya kembali dihadapkan ke pilihan pelik antara memilih pemulihan ekonomi atau pengendalian pandemi.

Pemerintah telah menyiapkan skenario perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga enam minggu ke depan. Perpanjangan PPKM Darurat diperlukan untuk meredam penyebaran COVID-19 namun memang akan berisiko mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan bahwa dampak pertama jika PPKM Darurat diperpanjang adalah tingkat konsumsi masyarakat akan melambat yang akan menyebabkan pemulihan ekonomi tertahan. Hasilnya pertumbuhan ekonomi RI pada triwulan ketiga diperkirakan akan ada di kisaran 4 sampai 5,4% saja.

Perlambatan ekonomi juga akan berisiko menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), karena berkurangnya omset usaha imbas dari berkurangnya mobilitas dan konsumsi masyarakat.

Contohnya saja Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) yang telah memperkirakan 30% pekerja di pusat perbelanjaan yang mencapai 84 ribu pekerja akan terancam terkena PHK jika PPKM Darurat diperpanjang. Kerugian yang diderita pengusaha pusat perbelanjaan juga diperkirakan mencapai Rp 5 triliun.

Salah satu solusi untuk pandemi yaitu herd immunity juga belum jelas akan kapan tercapai.

Program vaksinasi yang telah setengah jalan baru mencapai 14% dari 363 juta dosis yang ditargetkan. Salah satu artikel terbaru kita pun menyoroti apa yang membuat Indonesia terseok-seok dalam mencapai target vaksinasi.

Sementara ini yang pasti pemerintah harus tetap memacu konsumsi masyarakat, khususnya kelas menengah atas yang berkontribusi dominan terhadap ekonomi. Bantuan sosial pun harus diperbanyak dan diperluas penyebarannya ke masyarakat yang membutuhkan.

Dan yang pasti masyarakat harus lebih taat dalam menjalakan prosedur kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.

Saya berpendapat PPKM Darurat sudah seharusnya diperpanjang dan mungkin diperketat, karena prioritas pengendalian pandemi, bukan ekonomi. Pemulihan ekonomi pun akan lebih lama dan mahal jika pandemi terus berlanjut.

Mari berharap yang terbaik tapi juga bersiap untuk yang terburuk. Tentunya kita berharap Indonesia tidak terperosok ke jurang depresi ekonomi karena pandemi yang berkelanjutan ini.

Salam.

Yessar Rosendar

Business + Economy (Indonesian edition)

Bisnis + Ekonomi