Halo, semua! Semoga selalu dalam keadaan sehat.

Selamat datang kembali ke Sepekan Lingkungan, nawala yang menyajikan highlight berita-berita seputar lingkungan mancanegara dan nasional.

Memberdayakan pengungsi untuk menjadi pasukan penghijauan

Puluhan ribu pengungsi Nigeria sukses mengubah tanah gersang di Minawao, Kamerun sebelah utara, menjadi hijau. Sejak 2018, pengungsi yang meninggalkan negaranya akibat kelompok teroris Boko Haram ini menanam 360 ribu pohon buah-buahan, kelor, hingga akasia, di lahan seluas 100 hektare. Pepohonan yang tumbuh pun menjadi sumber pendapatan para pengungsi yang sebelumnya hanya menunggu bantuan kemanusiaan di tenda-tenda di sekitar gurun sahara.

Pemulihan lahan ini termasuk dalam program tembok hijau besar (Great Green Wall) sepanjang 8 ribu km di kawasan selatan gurun sahara yang digagas 21 negara Afrika. Program ini bertujuan untuk menahan laju degradasi lahan karena perluasan gurun akibat perubahan iklim.

Lahan dipulihkan menggunakan teknologi kepompong melalui penguburan air di dalam tanah dalam wadah karton daur ulang. Air yang meresap ke dalam karton kemudian menjadi nutrisi bagi tanah yang meningkatkan kemampuan bibit tanaman untuk tumbuh membesar.

 

Bongkar pasang kebijakan pelestarian gajah sumatra

Kementerian Lingkungan Hidup menerbitkan Surat Edaran Nomor 7/KSDAE/KKH/KSA.2/10/2021 tentang Arahan Pelaksanaan Kegiatan Prioritas Pengelolaan Gajah Sumatera (Elephas Maximus sumatranus). Kebijakan ini diterbitkan dua bulan setelah pembatalan Rencana Tindakan Mendesak (RTM) Penyelamatan Populasi Gajah Sumatra periode 2019-2022.

Para pegiat konservasi mempertanyakan penerbitan kebijakan baru karena muatannya tak berbeda dengan strategi penyelamatan yang termuat dalam RTM 2019-2022. Adapun empat arahan strategis tersebut adalah perlindungan gajah dari perburuan, penanggulangan dan adaptasi konflik manusia-gajah, upaya menghilangkan ancaman langsung, dan pemindahan gajah dari populasi yang kritis ke habitat yang aman dan kayak.

Kebijakan baru juga dianggap masih mengandung kelemahan. Tak seperti dokumen RTM, kebijakan anyar tak memuat penjelasan rinci seputar strategi penyelamatan populasi gajah sumatra yang kini diperkirakan mencapai 924-1.359 individu.

 

Potensi PLTS atap bisa memenuhi kebutuhan energi seluruh dunia

Maraknya pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) membuat biaya pengembangannya kian murah. Studi-studi terkait peluang pengembangannya untuk menggantikan energi fosil pun kian bermunculan.

Studi terbaru diterbitkan di jurnal Nature Communications menemukan kebutuhan energi seluruh dunia dapat dipenuhi hanya dengan PLTS atap. Syaratnya, panel surya dapat dipasang di 50 persen dari total bangunan di seluruh dunia.

Dari proyeksi ini, ongkos PLTS yang paling murah dapat diperoleh di Asia, Eropa, dan kawasan amerika Utara. Negara India dan Cina menadi kawasan termurah dengan biaya listrik PLTS per 1 kilowatt jam sebesar US$ 0,05 sen. Satu kilowatt setrum setara dengan kebutuhan energi untuk menggunakan laptop selama 48 jam.

Kendati demikian, karena pasokan listrik yang tak stabil, penggunaan PLTS masih perlu didampingi pasokan listrik dari sumber energi lainnya. Salah satu alternatif terbaik adalah power storage, namun sampai saat ini harganya masih mahal.

Di Indonesia, studi oleh tim dari Australian National University memperkirakan penggunaan PLTS dapat digenjot hingga 10 miliar panel pada 2050. Suplai energi yang dapat dihasilkan dari miliaran panel surya itu mencapai 7 terawatt.

 

Sampai jumpa pada nawala berikutnya.

Salam lestari!

Robby Irfany Maqoma

Editor Lingkungan

Lingkungan