Kita berjumpa lagi di Catatan Mingguan, sebuah catatan perkembangan sosial dan politik dari redaksi The Conversation Indonesia sepekan terakhir.

Berikut hal-hal penting yang kami catat terjadi pada pekan ke-25.

Tiga minggu setelah Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyerukan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Indonesia mencatat lonjakan kasus COVID-19. Pekan kemarin, pemerintah mencatat rata-rata lebih dari seribu kasus baru setiap harinya.

Total jumlah kasus di Indonesia sampai dengan kemarin tercatat 45,891. Batas 40.000 kasus terlewati pada Selasa — hanya 10 hari sejak batas 30.000 kasus terlewati.

Setelah Jakarta, kini Surabaya menjadi episenter baru wabah ini. Jakarta mencatat 9.829 kasus, dan Surabaya 9.451.

Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta pemerintah menunda Program Prakerja hingga ada perbaikan yang dilakukan karena sejumlah masalah dalam program tersebut.

KPK menggarisbawahi beberapa masalah, di antaranya banyak konten pelatihan yang tidak layak, sudah tersedia gratis di tempat lain, dan tidak melibatkan ahli. Dari kajian KPK, 89% konten Prakerja telah tersedia secara gratis di internet.

KPK juga menilai metode pelaksanaan program pelatihan berpotensi fiktif, tidak efektif, dan merugikan negara. KPK mencatat 250 pelatihan yang harus dihentikan karena adanya konflik kepentingan.

Pada Rabu, Pengadilan Negeri Balikpapan, Kalimantan Timur, memutus tujuh tahanan politik Papua bersalah karena kegiatan makar dalam aksi unjuk rasa di Jayapura sebagai bentuk protes terhadap rasisme yang diterima mahasiswa Papua di Jawa Timur. Ketujuh tahanan itu dijatuhi hukuman 10 hingga 11 bulan penjara.

Sebelumnya, jaksa menuntut hukuman 10 hingga 17 tahun penjara untuk tujuh tahanan itu. Aktivis hak asasi manusia (HAM) mengecam vonis tersebut; menurut mereka, tindakan menentang rasisme bukanlah perbuatan makar.

Amnesty International Indonesia mengatakan keputusan tersebut menunjukkan kegagalan negara menegakkan HAM untuk orang Papua.

Demikian yang kami catat.

Joging memang baik untuk kebugaran, tapi jangan sampai kita lari dari kenyataan. Pandemi masih terjadi, kewaspadaan perlu tetap tinggi.

Tetap jaga kewarasan; tetap jaga kesehatan. Kita jumpa lagi pekan depan.

Andre Arditya

Editor Politik + Masyarakat

Politik + Masyarakat