Halo para pembaca yang budiman,

Semoga Anda selalu sukses dan sejahtera.

Saya, Yessar Rosendar, editor bisnis dan ekonomi The Conversation Indonesia, menyarikan sejumlah berita tentang bisnis dan ekonomi yang penting pekan ini.

Minggu ini presiden Joko “Jokowi” Widodo menjadi banyak sumber berita menarik bagi pemerhati bisnis dan ekonomi.

Pada Senin lalu, Jokowi menyampaikan keterangan pemerintah terkait RUU APBN 2022 dan Nota Keuangan dalam pidato kenegaraan yang disampaikan dalam rapat tahunan bersama MPR, DPR, dan DPD RI.

Dari sekian banyak angka yang muncul, terlihat bahwa pemerintah cukup hati-hati dalam membuat asumsi ekonomi makro untuk tahun 2022. Namun dengan perkembangan dan dinamika pandemi COVID-19 sepertinya asumsi pemerintah tidak realistis.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan ditargetkan mencapai 5% sampai 5,5%, relatif mirip dengan yang ditargetkan untuk tahun 2021 yang awalnya dipatok sampai 5,3%.

Walaupun terlihat cukup hati-hati, selama ini pemerintah selalu gagal mencapai target angka pertumbuhan ekonomi.

Tidak tercapainya target pemerintah tentu akan membingungkan dunia usaha, karena asumsi ini menjadi acuan dalam menetapkan target pertumbuhan yang harus mereka capai.

Pengendalian pandemi COVID-19 menjadi faktor penentu bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dengan adanya varian Delta yang melejitkan kasus di Indonesia maka momentum pemulihan ekonomi pun terganggu.

Terlebih lagi saat ini pemerintah pun sudah mengakui jika mereka telah khawatir bahwa varian Lambda yang lebih ganas akan segera masuk ke Indonesia, setelah Filipina melaporkan kasus pertama varian ini.

Pemerintah harus bersiap untuk skenario terburuk, dan menyiapkan bantuan sosial yang memadai jika pembatasan kegiatan masyarakat diperpanjang atau diberlakukan kembali karena adanya infeksi varian Lamba tersebut.

Sudah saatnya pemerintah lebih realistis dalam menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi, angka pertumbuhan tinggi yang penuh gemerlap akan tidak berguna jika direvisi menjadi lebih rendah dan bahkan pada akhirnya tidak tercapai.

Salam.

Yessar Rosendar

Business + Economy (Indonesian edition)

Bisnis + Ekonomi