The Conversation

Halo, semua! Semoga selalu dalam keadaan sehat.

Kembali lagi dalam Nawala TCID. Hari ini, saya Robby Irfany Maqoma – Editor Lingkungan The Conversation Indonesia, akan berbagi sorotan kabar terkait isu lingkungan di Indonesia dan mancanegara.

Orang-orang yang semakin menjauhi daging

Sebuah survey yang dihelat Oklahoma State University Amerika Serikat (AS) menemukan sekitar 10% dari penduduk AS menyatakan dirinya sebagai vegetarian (pemakan makanan non-daging) maupun vegan (penolak segala produk berbasis hewan).

Angka tersebut naik dua kali lipat dibandingkan survei serupa yang dilaksanakan selama 2013-2017 sebesar 5%.

Kenaikan ini juga ditopang oleh motivasi baru: mengikuti selebritas penganut veganisme ataupun vegetarianisme. Meski demikian, dalih - dalih seperti alasan agama, kesejahteraan hewan, dan kesehatan jasmani juga tetap menjadi salah satu motivasi utama.

AS memang menjadi negara dengan konsumsi daging per kapita terbesar: 113 kg per tahun. Bandingkan dengan Indonesia yang hanya 2,18 kg per tahun.

Di Indonesia, konsumsi daging – yang juga berdampak pada emisi gas metana – masih dilematis. Pasalnya, daging dibutuhkan untuk memperbaiki pola makan penduduk tanah air yang masih bertumpu pada beras-berasan dan minyak nabati. Sebagai alternatif, warga Indonesia dapat mengkonsumsi lebih banyak ikan dan produk pangan lokal.

Laporan iklim IPCC: terlambat atau kiamat

Akhir pekan lalu, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) merilis hasil penelitian kedua tentang dampak, adaptasi, dan kerentanan global tentang perubahan iklim. Laporan ini merupakan asesmen oleh lebih dari 200 ilmuwan seluruh dunia.

Para ilmuwan meramalkan kenaikan suhu bumi 1,5℃ dibandingkan era praindustri akan menimbulkan beragam petaka: kenaikan angka kejadian bencana alam hingga empat kali lipat, dan kepunahan 14% spesies pada 2100.

Ini pun prediksi dalam skenario terbaik. Sedangkan dalam prediksi terburuknya: kelangkaan air berkepanjangan bagi 3 miliar penduduk (sekitar 42% populasi global saat ini) di kawasan subtropis, kehilangan 50 persen spesies flora dan fauna, dan lainnya.

Laporan ini menandai kegagalan dan kelambanan para pemimpin dunia untuk mengatasi dampak pemanasan global sejak beberapa dekade silam. Para pakar menyarankan upaya pemangkasan emisi gas rumah kaca yang jauh lebih agresif ketimbang saat ini, dan rencana bersama untuk membantu kelompok-kelompok rentan.

72% warga Indonesia tak peduli sampah

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan sebagian besar masyarakat Indonesia tak peduli soal sampah. Sebagian besar warga hanya membuang sampah, tanpa pertimbangan untuk diolah maupun dipilah terlebih dahulu.

Hal ini diperburuk dengan sistem pengolahan sampah di daerah-daerah yang hanya mengolah sekitar 35% dari sampah yang dibuang. Seiring pola belanja masyarakat yang kian konsumtif, maka sampah tersebut akan terus menumpuk.

Sekilas riset: perawatan kulit masyarakat adat Bulungan

Penelitian yang dilakukan oleh tim pimpinan akademikus Universitas Borneo Tarakan di Kalimantan Utara menganalisis 19 tanaman herbal yang kerap dipakai masyarakat adat Bulungan di desa Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Hasilnya, sejumlah tanaman seperti jarak pagar dan kayu manis, terbukti secara saintifik menghambat produksi melanin berlebih yang membuat kulit menjadi lebih gelap. Pigmen melanin diketahui berfungsi sebagai pemberi warna pada kulit, rambut, dan mata.

Riset ini terbit di jurnal Biodiversitas edisi 3 tahun 2022.

Science Leadership Collaborative: Call for applicants

The Conversation Indonesia membuka pendaftaran bagi peneliti muda Indonesia untuk bergabung dalam program Science Leadership Collaborative (SLC). Melalui program ini, para peneliti yang menjadi peserta akan merasakan apa yang disebut sebagai kepemimpinan transformasional: mereka akan belajar untuk berinovasi, mempengaruhi bidang dan komunitasnya, serta memobilisasi sumber daya dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi berbagai permasalahan kompleks yang kita hadapi.

Cari tahu lebih lanjut tentang program SLC di laman ini.

-

Nantikan hasil kurasi isu-isu lainnya oleh editor The Conversation Indonesia yang dikirim langsung ke surelmu setiap hari.

Salam lestari!

Robby Irfany Maqoma

Editor Lingkungan