Halo para pembaca yang budiman,

Semoga Anda selalu sukses dan sejahtera.

Saya Yessar Rosendar, editor bisnis dan ekonomi The Conversation Indonesia, menyarikan sejumlah berita tentang bisnis dan ekonomi yang menarik pekan ini.

Pandemi COVID-19 menghasilkan dampak baik dan buruk di berbagai sisi kehidupan, salah satunya adalah pembatasan mobilitas yang membuat generasi muda mengalokasikan dana yang tidak terpakai ke investasi.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa per bulan Agustus, pasar modal Indonesia telah memiliki 6,1 juta investor atau naik 99% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari ke semua investor tersebut, kebanyakan adalah investor berusia 30 tahun ke bawah.

Sementara dana yang berhasil dihimpun di pasar modal mencapai Rp 257,9 triliun pada akhir Agustus atau meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 118 triliun dan terdiri dari 35 emiten baru yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2021.

Semangat para investor muda ini patut diapresiasi, karena di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang, mereka berinisiatif untuk menambah penghasilan yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan dari menikah, membeli rumah, sampai mempunyai dana cadangan.

Namun pertumbuhan ini memiliki sisi buruk, investor yang belum memiliki literasi keuangan yang baik bisa mengalami kerugian yang bahkan bisa berujung kepada gangguan kesehatan mental.

Contohnya saja beberapa waktu lalu banyak investor yang berhutang demi bisa berinvestasi saham, tanpa mempertimbangkan risiko yang bisa didapat. Salah satu investor yang malang dan nekat tersebut bahkan memilih mengakhiri hidupnya.

Banyaknya investor yang berkeluh kesah setelah harga saham Bukalapak menurun setelah naik tajam sehabis IPO juga menunjukkan bahwa banyak yang masih beranggapan investasi saham bisa menciptakan untung dengan cepat. Memang bisa, namun dengan keuntungan yang cepat dan besar, maka risiko rugi pun lebih cepat dan besar juga.

Sekarang adalah zaman yang sangat mendukung bagi generasi muda untuk berinvestasi. Banyak pilihan instrumen, dari mulai saham, obligasi pemerintah, sampai ke emas yang semuanya sekarang bisa dibeli melalui aplikasi atau secara online.

Tinggal bagaimana memanfaatkan potensi ini dengan bijak, salah satunya dengan memastikan memiliki literasi keuangan yang cukup.

Salam.

Yessar Rosendar

Business + Economy (Indonesian edition)

Bisnis + Ekonomi