Catatan editor

Halo pembaca,

Kita bertemu lagi untuk membaca berita-berita kesehatan dalam sepekan terakhir. Saya Nurhasim, editor sains The Conversation, menyarikan berita-berita penting terkait kesehatan.

Masih tentang penyakit COVID-19. Warga negara Indonesia yang positif terinfeksi virus penyebab COVID-19 adalah lima orang, empat terinfeksi saat bekerja di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang dan satu lagi terinfeksi saat bekerja di Singapura. Empat WNI di Jepang kini dirawat intensif di rumah sakit di sana, sementara pasien WNI di Singapura dinyatakan sembuh.

Sementara itu, sampai pekan ini di Indonesia belum ada kasus COVID-19 yang terkonfirmasi positif. Dari uji spesimen 112 suspek COVID-19, 110 di antaranya dinyatakan negatif. Sisanya masih dalam tahap pemeriksaan. Kemampuan laboratorium Kementerian Kesehatan mendeteksi virus ini membantah tuduhan pihak-pihak yang meragukan kapasitas pemerintah Indonesia.

Wabah penyakit COVID-19 kini menyebar di kawasan Timur Tengah. Di Iran, dua orang usia lanjut meninggal setelah positif terinfeksi virus corona baru tersebut. Ini kematian pertama di kawasan tersebut. Kasus lainnya, sembilan kasus telah dikonfirmasi di Uni Emirat Arab, 7 di antaranya berkebangsaan Cina, 1 warga India dan satu lagi dari Filipina.

Sementara di Mesir, ada satu kasus orang asing yang terdeteksi membawa virus penyebar COVID-19. Kasus di Mesir merupakan kasus pertama di benua Afrika. Masuknya virus ini ke benua Afrika sangat mengkhawatirkan para pemimpin di kawasan tersebut karena negara-negara di sana memiliki sumber daya kesehatan yang lebih sedikit. Standar pelayanan kesehatan di negara berkembang jauh di bawah standar negara-negara maju.

Secara global, sampai Kamis pekan ini, lebih dari 2100 orang mati karena infeksi COVID-19 dan jumlah yang terinfeksi lebih dari 75.000 orang. Adapun yang sembuh sekitar 14.400 orang.

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Teknologi, Kepala Divisi Training

Artikel teratas

Shutterstock

Alasan mengapa WHO mengatakan vaksin COVID-19 baru ada dalam 18 bulan

Rob Grenfell, CSIRO; Trevor Drew, CSIRO

Secara historis vaksin butuh 2-5 tahun untuk dikembangkan. Tapi dengan upaya global dan pengalaman membuat vaksin virus corona pada masa lalu, vaksin ini potensial bisa dikembangkan lebih cepat.

Kesehatan