Halo para pembaca yang budiman,

Semoga Anda selalu sukses dan sejahtera.

Saya, Yessar Rosendar, editor bisnis dan ekonomi The Conversation Indonesia, menyarikan sejumlah berita tentang bisnis dan ekonomi yang penting beberapa hari terakhir ini.

Bank Dunia (World Bank) baru saja menurunkan kelas Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah, setelah tahun lalu masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah tinggi.

Rangking ini berdasarkan dari data pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita pada 2020, dan data tersebut menunjukkan GNI per kapita Indonesia turun tipis dari 4.050 dolar AS pada 2019 menjadi 3.870 dolar AS tahun 2020. Standar terbaru dari Bank Dunia mengategorikan negara berpenghasilan menengah tinggi jika memiliki GNI per kapita minimal 4.096.

Menurut Bank Dunia, Indonesia turun kelas karena dampak dari pandemi COVID-19 yang menghantam perekonomian. Karena pandemi ini, Indonesia telah terjerumus ke jurang resesi dan bahkan terancam masuk ke depresi ekonomi. Terlebih penambahan kasus COVID-19 belum bisa terkendali sampai saat ini.

Namun selain karena pandemi, Indonesia juga sebenarnya sudah memiliki banyak permasalahan dalam mengembangkan ekonominya.

Salah satunya adalah terus menurunnya investasi yang berkualitas atau investasi yang menyerap tenaga kerja.

Investasi jenis ini umumnya berasal dari sektor manufaktur, dan sayangnya beberapa tahun belakangan ini yang deras masuk adalah investasi di bidang jasa yang kurang menyerap tenaga kerja.

Pada tahun lalu, sektor jasa menyumbang sekitar Rp 450 triliun atau setara dengan 55,5% dari total penanaman modal pada 2020 yang mencapai sekitar Rp 820 triliun.

Indonesia memiliki berbagai macam hambatan mulai dari korupsi, berbagai hambatan non-tarif, sampai kesigapan tenaga kerja dalam menumbuhkan sektor manufaktur.

UU Cipta Kerja yang digadang-gadang pemerintah pun disinyalir hanya memperkuat oligarki dan tidak menciptakan lapangan kerja.

Pemerintah harus segera membenahi permasalahan mendasar ini, sehingga kita tidak semakin lama terpuruk dalam kemunduran ekonomi.

Salam,

Yessar Rosendar

Business + Economy (Indonesian edition)

Bisnis + Ekonomi