The Conversation

Halo, pembaca! Semoga selalu dalam keadaan sehat.

Kembali lagi dalam Nawala TCID. Hari ini, saya Robby Irfany Maqoma – Editor Lingkungan The Conversation Indonesia, akan berbagi sorotan kabar serta analisis teranyar seputar isu lingkungan di Indonesia dan mancanegara.

Sebelumnya, bantu kami kenali karakter pembaca The Conversation di Indonesia

Pembaca, The Conversation sudah terbit dengan berbagai edisi di sejumlah negara. Kami bermitra dengan para akademikus dan lembaga penelitian untuk memperluas hasil penelitian dan analisis kredibel seputar isu-isu terkini.

Kami meminta waktunya untuk mengisi survei pembaca The Conversation Indonesia. Dengan mengetahui demografi pembaca terkini, kami harap bisa lebih meningkatkan kualitas artikel-artikel yang ada di The Conversation Indonesia sehingga dapat dikonsumsi serta berdampak bagi kalangan yang lebih luas lagi.

Survei dapat diisi (maupun disebarluaskan) di tautan ini.

Terima kasih!

Hiu paus yang mendadak “hilang

Riset terbaru mengungkapkan ancaman utama populasi hiu paus saat ini bukan lagi perburuan, melainkan aktivitas pelayaran. Lalu lintas pelayaran yang meningkat drastis setiap tahunnya meningkatkan risiko hiu paus tertabrak kapal.

Apalagi, Indonesia merupakan wilayah yang ramai dilintasi kapal laut yang hilir mudik dari kawasan Asia ke Eropa maupun sebaliknya. Perairan Indonesia juga turut dilalui kapal-kapal penangkap ikan, dari skala kecil hingga besar.

Peneliti kebijakan kelautan Universitas Padjadjaran, Taufik Rachmat Nugraha, menganalisis penelitian soal ‘hilangnya’ hiu paus dan regulasi perlindungan yang belum memadai. Keduanya menambah risiko penyusutan populasi hiu paus yang saat ini sudah berstatus terancam.

Simak telaah selengkapnya di tautan ini.

Di balik keringnya air di sekitar hotel

Pertumbuhan jumlah hotel dan wisatawan di Indonesia meningkatkan permintaan air bersih. Namun, pada saat yang sama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum mampu mengimbangi pasokan permintaan air hotel yang terus meningkat. Akibatnya penyedotan air tanah terjadi secara besar-besaran sehingga membuat seret pasokan air warga.

Ini terjadi di Kota Yogyakarta, yang juga memancing protes warga kepada pemerintah maupun pengelola hotel.

Konflik tersebut semestinya bisa diredam jika hotel mau menggunakan pendekatan humanis dan menjaga hak warga atas air. Namun, riset terbaru yang digarap peneliti pariwisata berkelanjutan, Yesaya Sandang, di Yogyakarta menemukan akar persoalan yang lebih dalam.

Artikel berbasis riset terbaru Yesaya dapat diakses di laman ini.

COP27 perundingan iklim omong kosong?

Selama 6-18 November, delegasi dari hampir 200 negara akan menghadiri pertemuan krusial untuk menangani krisis iklim dalam konferensi antarpihak ke-27 atau COP27 di Mesir.

Dalam COP, komunitas internasional akan memutuskan alokasi dan tanggung jawab yang adil bagi masing-masing peserta untuk mengatasi perubahan iklim. Misalnya, siapa yang harus memimpin dalam upaya pengurangan emisi, siapa yang harus membayar untuk proses transisi produksi energi ke bentuk yang baru, ataupun siapa yang harus membayar kompensasi pihak-pihak yang terimbas perubahan iklim.

Namun, banyak pihak yang merasa perundingan ini tak membawa kemajuan berarti bagi upaya global memangkas emisi gas rumah kaca secara signifikan. Analisis Matt McDonald, pengajar di University of Queensland, mengemukakan dua tantangan besar yang menjadi ujian keberhasilan dalam COP27. Jika tantangan ini bisa diatasi, maka dunia bisa jadi akan memperoleh titik cerah dalam mencegah bencana tak terelakkan bagi umat manusia.

Analisis Matt selengkapnya dapat dibaca di tautan ini.

Yuk daftar kompetisi video lingkungan hidup The Conversation Indonesia.

The Conversation Indonesia mengajak anak-anak muda berusia 17-27 tahun untuk mengikuti kompetisi video dan berkesempatan mendapatkan workshop peningkatan kapasitas dari para akademisi, jurnalis lingkungan, dan filmmaker dokumenter dari Watchdoc.

Peserta dapat membuat karya video dengan menggunakan kamera ponsel dengan memilih salah satu dari sejumlah topik terkait lingkungan yang kami rekomendasikan.

Selain pelatihan bersama para ahli, pemenang kompetisi video juga akan mendapatkan hadiah uang tunai jutaan rupiah, merchandise eksklusif The Conversation Indonesia, sertifikat, dan kesempatan tayang di kanal Watchdoc Documentary.

Seluruh rangkaian acara kompetisi ini tidak dipungut biaya.

Cek selengkapnya di Kompetisi Video Lingkungan The Conversation Indonesia.

-

Nantikan hasil kurasi isu-isu lainnya oleh editor The Conversation Indonesia yang dikirim langsung ke surelmu setiap hari.

Salam lestari!

Robby Irfany Maqoma

Editor Lingkungan

Lingkungan