Catatan editor

Halo pembaca,

Bertemu lagi dengan saya, Nurhasim, editor sains The Conversation Indonesia. Ada banyak berita kesehatan yang menarik sekaligus mengkhawatirkan dalam sepekan terakhir.

Badan Kesehatan Dunia hari ini menetapkan wabah coronavirus dari Wuhan, yang kini menyebabkan setidaknya 213 orang meninggal di Cina dan hampir 10.000 kasus terinfeksi, sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Di luar Cina, telah ada 98 kasus di 18 negara. Penyebaran virus ini dari manusia ke manusia terjadi di Jerman, Jepang, Vietnam dan Amerika Serikat.

Pernyataan tersebut merupakan respons lanjutan setelah Kamis pekan lalu WHO menyatakan penyebaran virus belum termasuk darurat kesehatan global karena saat itu sudah ada respons kesehatan yang terkoordinasi antarnegara dalam menangani virus ini. Dengan penetapan darurat kesehatan global, akan meningkatkan dukungan internasional termasuk upaya diplomatik dan keamanan serta pendanaan yang lebih banyak untuk mendukung tim respons di lapangan menangani penyakit ini.

Sebelumnya WHO pernah menetapkan lima keadaan darurat kesehatan global yakni wabah flu babi (2009), polio 2014, Ebola Afrika Barat 2014, Zika 2015-2016, dan Ebola Kongo 2018-2019.

Guna mencegah penularan, tujuh negara (Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jerman, Inggris, Australia, dan Prancis) telah mengevakuasi warga negaranya dari Cina, sementara pemerintah Indonesia baru bersiap melakukan hal serupa. Ada 243 warga Indonesia di tujuh lokasi di Provinsi Hubei termasuk di Kota Wuhan.

Adapun sumber awal penularan Wuhan belum diketahui secara pasti. Namun penelitian terbaru menyatakan kemungkinan sumber awal virus itu adalah kelelawar, setelah sebelumnya ada ilmuwan yang menyatakan virus itu dibawa oleh ular. Kini riset ini masih terus berlangsung untuk mencari kepastian sumber awal penularan dan dengan demikian bisa segera dibuat vaksin untuk mencegah penularan virus ini.

Untuk menghindari tertular virus, cucilah tangan Anda secara teratur sampai bersih dengan sabun dan hindari menyentuh wajah Anda.

Sampai jumpa pekan depan!

Forward to a friend

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Teknologi, Kepala Divisi Training

Kesehatan