The Conversation

Halo Pembaca, semoga Anda sehat dan lancar aktivitasnya.

Jumlah bayi pendek (stunting) di bawah lima tahun di Indonesia masih cukup mengkhawatirkan. Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia masih 24,4 %. Artinya dari 4 anak, 1 di antaranya mengalami stunting. Dibanding prevalensi pada 2018 yang mencapai 30%, angka tersebut memang turun. Namun, angka itu masih jauh dari target pemerintah yang menginginkan penurunan angka stunting di bawah 20 persen. Bahkan baru-baru ini Wakil Presiden menargetkan pada 2024 angka tersebut bisa anjlok hingga 14 persen.

Secara ekonomi, dampak gizi buruk ini diperkirakan menimbulkan potensi kerugian ekonomi hingga 2-3% produk domestik bruto atau sekitar Rp 450 triliun per tahun. Ini yang membuat pemerintah resah.

Kekurangan gizi merupakan penyebab umum yang menimbulkan dampak pada terhambatnya perkembangan fisik anak-anak. Sampai saat ini, pemerintah berupaya menurunkan stunting melalui intervensi spesifik pada ibu hamil dan balita melalui pemberian gizi berkualitas dan intervensi sensitif yang berhubungan masalah sosioekonomi seperti akses air bersih dan akses terhadapa bantuan sosial.

Untuk menurunkan angka stunting, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama lebih erat lagi. Termasuk dalam konteks ini adalah melibatkan ayah untuk terlibat dalam meningkatkan kualitas gizi ibu hamil dan anak di bawah lima tahun. Para ayah yang merokok sudah saatnya berhenti merokok dan mengalihkan dananya untuk membeli daging dan telur untuk ibu hamil dan anak-anak agar mereka mendapatkan makanan berkualitas. Selain faktor-faktor struktural, riset Universitas Indonesia menunjukkan konsumsi rokok menyebabkan anak-anak stunting.

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Kesehatan, Kepala Divisi Training

Petugas memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil pada program aksi 1.000 telur dan pemberian vitamin A untuk mencegah stunting di Taman GOR Palu di Palu, Sulawesi Tengah, 25 Februari 2022. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/nym

Riset: puasa Ramadan berdampak baik bagi orang dewasa tapi jangan abaikan risikonya pada janin

Melani Ratih Mahanani, University of Heidelberg; Dono Indarto, Universitas Sebelas Maret

Penelitian kami adalah tinjauan literatur sistematis pertama yang menyintesis bukti ilmiah terkait dampak kesehatan dan ekonomi jangka panjang dari Ramadan pada janin dalam kandungan.

Kesehatan

In English