|
|
Halo pembaca,
Semoga Anda sehat dan selalu bahagian di tengah pandemi yang telah memasuki setahun.
Target pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan vaksinasi COVID-19 untuk 181 juta penduduk dalam 15 bulan tampaknya sulit terwujud. Setelah diluncurkan pertengahan Januari lalu, kecepatan vaksinasi masih berkisar 100 ribu per hari untuk dosis pertama dan kurang dari itu untuk dosis kedua. Padahal, jika hendak menyelesaikan target 70% itu, setiap hari vaksinasi harus memvaksin sekitar 1 juta per
orang.
Sampai saat ini, dari 181 juta sasaran baru 3,6 juta yang divaksin dosis pertama dan 1,2 juta dosis kedua, setelah dua bulan vaksinasi. Itu baru sekitar 1 persen dari target. Karena itu, kalau mengacu pada target, pemerintah masih punya waktu 13 bulan ke depan untuk mempercepat vaksinasi.
Tanpa meningkatkan kecepatan vaksinasi, wabah ini ini makin sulit dikendalikan karena di satu sisi pelacakan dan pengetesan juga rendah.
Karena itu, pemerintah tak punya banyak pilihan selain meningkatkan jumlah vaksinasi per hari dan meningkatkan pelacakan dan pengetesan agar orang-orang diduga terinfeksi bisa segera diisolasi.
|
Ahmad Nurhasim
Editor Sains + Kesehatan, Kepala Divisi Training
|
|
|
Pelacakan orang-orang yang baru tiba dari luar negeri harus ditingkatkan untuk mendeteksi varian baru virus corona. Calon penumpang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, 2 Maret 2021.
ANTARA FOTO/Feny Selly/wsj.
Gunadi, Universitas Gadjah Mada
Pemerintah harus meningkatkan pendeteksian pada pada warga negara asing dan warga negara Indonesia yang baru tiba dari perjalanan luar negeri dan terkonfirmasi positif COVID-19.
|
Kesehatan
|
-
Ahmad Nurhasim, The Conversation
Kami berbincang dengan Soegianto Ali, Kepala Program Studi Magister Biomedik, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta tentang tantangan vaksinasi COVID-19.
-
Irwandy, Universitas Hasanuddin
Dari lima riset itu, cukup jelas bahwa bukti-bukti ilmiah lebih dari cukup untuk menyusun kebijakan yang efektif mengendalikan pandemi dan mengurangi dampaknya.
-
Christian Moro, Bond University; Zane Stromberga, Bond University
Upil adalah sebutan umum untuk lendir yang telah kering di hidung kamu. Lendir sangat penting untuk melindungi badan kamu agar tidak sakit
-
Anis Fuad, Universitas Gadjah Mada
Jutaan orang Indonesia adalah pengguna ponsel. Sejauhmana efektivitas aplikasi berbasis ponsel untuk mendukung pengendalian penyakit tidak menular? Meskipun potensial, apa pula tantangan penerapannya?
-
Marya Yenita Sitohang, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
Keluarga menjadi perlindungan informal bagi setiap individu ketika negara secara formal tidak dapat memberikan solusi dari masalah kesehatan yang dihadapi.
-
Irwandy, Universitas Hasanuddin
Setelah hampir setahun perang melawan COVID-19, penyebab tingginya angka kematian tenaga kesehatan menjadi jauh lebih kompleks.
|
|
In English
|
-
Saeed Pahlevansharif, Taylor's University; Hassam Waheed, Taylor's University; Kelly-Ann Allen, Monash University; Navaz Naghavi, Taylor's University; Nicholas Gamble, Monash University
Behind a lot of news headlines often lie either questionable, oversold or misinterpreted research findings. So what should readers be aware of when reading news that contain scientific claims?
-
Endah Triastuti, Universitas Indonesia
Indonesian gay communities dispel stigmas by using four strategies on social media.
-
Lina A. Alexandra, Centre for Strategic and International Studies, Indonesia; Atin Prabandari, Universitas Gadjah Mada
Indonesia needs to consider long-term engagement to produce deeper and more sustainable impacts.
-
Ika Krismantari, The Conversation
Reversing the year-long trend all comes down to good policymaking, driven by data and research.
-
Citta Widagdo, University of Birmingham
If the Bill is passed without medical and psychological help and strategy, the Indonesia government might put those with alcohol dependency at a serious risk of harm from alcohol withdrawal symptoms.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|