Halo! Selamat datang kembali ke nawala lingkungan hidup, Sepekan Lingkungan, bersama saya, Fidelis.

Kita mulai nawala edisi kali ini dengan hasil studi dari Universitas Leeds, Inggris, yang pertama kalinya melakukan survey global terkait melelehnya es melalui data satelit.

Para peneliti menemukan bahwa total 28 triliun metrik ton es hilang antara tahun 1994 dan 2017. Hasil ini, jelas para peneliti, sejalan dengan skenario terburuk dari pemanasan global yang sudah diperingatkan oleh para ilmuwan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya.

Dari dunia satwa, peneliti menyatakan adanya perubahan perilaku pada Badak Sumatra (Dicerorhinos sumatrensis) di kawasan Taman Nasional Way Kambas, Lampung.

Peneliti badak, Arief Rubianto, kepada Mongabay.com, menyatakan bahwa satwa yang sudah “pemalu” ini semakin sulit didekati akibat meningkatnya kebakaran dan perburuan liar.

“Kelangkaan” perjumpaan dengan badak Sumatra tidak hanya membuat proses pendataan menjadi sulit dilakukan, sekaligus menjadi indikasi bahwa habitat mereka semakin mengalami penurunan.

Dari The Conversation Indonesia, simak wawancara saya dengan para ahli hukum lingkungan dan HAM terkait dengan potensi proses hukum atas banjir di Kalimantan Selatan.

Selanjutnya, tulisan panjang dari Kepala Editorial, Ika Krismantari, tentang bagaimana politik dan pandemi akan berefek pada pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Untuk Oceans 21, jaringan internasional The Conversation menghadirkan artikel terkait dengan Kawasan Perlindungan Laut bisa melindungi lautan, penurunan populasi hiu dan manta hingga 71%, sejak tahun 1970, serta artikel menarik tentang virus-virus yang ada di lautan.

Saat ini, The Conversation Indonesia sedang menggelar survei untuk nawala mingguan, bagi yang berminat silahkan isi survey di link ini.

Sekian dulu untuk nawala kali ini. Sampai jumpa pada edisi berikutnya. Jangan lupa isi survei!

Salam!

Fidelis Eka Satriastanti

Editor Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup

In English

Sains + Teknologi