Kita berjumpa kembali di Catatan Mingguan, sebuah catatan perkembangan sosial dan politik dari redaksi The Conversation Indonesia (TCID) sepekan terakhir.

Terima kasih sudah berlangganan newsletter ini. Kami terus berusaha memperbaiki kualitas nawala; sebagai bagian dari itu, kami meminta masukan dari Sahabat TCID dengan mengisi survei singkat berikut: link.

Berikut hal-hal penting yang kami catat dari pekan lalu.

Transparency International (TI), sebuah organisasi non-pemerintah berbasis di Berlin yang fokus pada pemberantasan korupsi, mencatat skor indeks persepsi korupsi (IPK) atau corruption perception index (CPI) Indonesia 2020 turun menjadi 37 dari skor 40 pada 2019.

Penurunan skor ini adalah yang pertama terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, dan yang pertama kali dalam 12 tahun terakhir.

Dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki skor lebih rendah dari Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Timor Leste.

Menurut temuan TI Indonesia turunnya skor disebabkan oleh kemandekan pada indikator yang berhubungan dengan sektor ekonomi, investasi, dan kemudahan berusaha, serta turunnya indikator terkait politik dan demokrasi yang menandakan sektor politik masih rentan terhadap korupsi.

Bagi banyak pihak, turunnya skor IPK Indonesia tidak mengagetkan, mengingat banyak laporan pejabat publik yang ditangkap karena menerima suap atau menyalahgunakan uang negara selama setahun terakhir.

Survei TI dilakukan sebelum penangkapan mantan menteri perikanan dan kelautan Edhy Prabowo dalam dugaan suap terkait izin ekspor benih lobster pada November 2020, dan penangkapan mantan menteri sosial Juliari Batubara dalam dugaaan suap terkait distribusi bantuan sosial (bansos) COVID-19 pada Desember.

Minggu lalu TCID menurunkan artikel tentang bagaimana banyaknya kasus korupsi bansos, terutama di level pemerintah daerah, menunjukkan ada permasalahan struktural dalam pengelolaan dana yang rawan politisasi dan korupsi.

Dalam perkembangan lain, Jokowi melantik Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) yang baru, menggantikan Jenderal Idham Azis yang memasuki masa pensiun pada Rabu.

Listyo yang kini berpangkat jenderal sebelumnya adalah Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sejak 6 Desember 2019.

Listyo sempat menjadi kepala polisi kota Surakarta, Jawa Tengah, pada 2011 saat Jokowi menjabat sebagai walikota di sana. Saat Jokowi menjadi presiden pada 2014, Listyo mendapat penugasan sebagai ajudan presiden. Dua tahun kemudian, ia menjadi kepala polisi provinsi Banten.

Demikian catatan kami pekan ini. Pekan depan kita jumpa kembali.

Jaga kesehatan, jaga kewarasan.

Andre Arditya

Editor Politik + Masyarakat

Politik + Masyarakat