|
|
Orang bilang, habis liburan, terbitlah realita.
Sayangnya, realita yang menunggu warga Indonesia saat kembali bekerja kemarin (8/4) tidak main-main. Mulai dari dolar yang sempat menembus angka Rp17 ribu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok sebanyak 9,19%,
hingga lesunya perputaran uang dan daya beli masyarakat pasca lebaran.
Ketidakpastian ekonomi seolah menjadi realita yang tak terelakkan.
Di tengah himpitan perekonomian, momok judi onlline (judol) masih terus menghantui masyarakat. Tidak lagi sebagai pengguna, praktik di Kamboja telah mengubah banyak orang menjadi predator: menjebak korban dalam lingkaran setan judol.
Liputan The Conversation Australia mengungkap bagaimana banyak orang terjebak dalam perangkap tipuan judol berkedok lowongan kerja di bidang penjualan dan pemasaran. Para ahli memperkirakan, ada ratusan ribu penipu dalam industri ini di seluruh Asia Tenggara. Beberapa dari mereka adalah penjahat yang dengan sadar menipu korban. Sementara yang lainnya adalah korban itu sendiri–diperdagangkan dan ditahan di luar keinginan mereka.
Tahun lalu, contohnya, tercatat hampir 100 pekerja imigran Indonesia, yang diduga bekerja di perusahaan judi online, tewas di Kamboja.
Praktik tipuan judi online ini memikat orang melalui situs web iklan pekerjaan dan platform media sosial. Mereka yang terhimpit ekonomi merasa tak punya pilihan lain. Keputusasaan mendorong mereka ke industri tersebut.
Dengan situasi saat ini yang makin tak menentu. Juga di tengah gelombang PHK yang kerap datang tanpa aba-aba, masihkah pemerintah mau berkilah bahwa kita baik-baik saja?
Salam,
|
|
Hayu Rahmitasari
Education & Culture Editor
|
|
Ilustrasi mesin judi slot.
Dana.S/Shutterstock
Febri Jaya, Universitas Internasional Batam
Ada 4 faktor utama orang bisa kecanduan judi online: faktor ekonomi, faktor lingkungan, faktor kesempatan, dan faktor kurangnya kesadaran moral.
|
Tindak pidana judi online.
Audio und werbung/Shutterstock
Febri Jaya, Universitas Internasional Batam
Deretan aturan pidana yang menjerat pelaku judi online ternyata belum efektif dalam menjadi alat kontrol sosial terhadap masyarakat.
|
Shinta Saragih/ The Conversation Indonesia.
Nur Dhani Hendranastiti, Universitas Indonesia; Imam Salehudin, Universitas Indonesia
Indonesia berpotensi mengembangkan ekonomi syariah, namun masih menghadapi tantangan perilaku keuangan tidak bertanggung jawab. Edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan syariah diperlukan.
|
Pendidikan + Budaya
|
-
Nic Rawlence, University of Otago
Fosil memberi tahu kita bahwa titanosaurus adalah dinosaurus terbesar – tetapi penemuan terkini dapat mengungkap raksasa baru.
-
Alies Poetri Lintangsari, Universitas Brawijaya; Ibrahim, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Program Pendidikan Guru Awal di Indonesia memerlukan proses seleksi yang lebih ketat serta kombinasi teori dan praktik yang lebih banyak. Mengapa?
|
|
Isu Anak Muda
|
-
Joshua Forstenzer, University of Sheffield
Sering kali kita menganggap bahwa memiliki lebih banyak ‘hal baik’ membuat menjadi sosok yang lebih bernilai. Namun, pandangan tersebut tak selalu benar.
-
Masoud Kianpour, Toronto Metropolitan University
Media social punya potensi menguatkan kemampuan bercerita, tetapi juga dapat menyebarkan misinformasi, dan menimbulkan ‘brain rot’.
|
|
Politik + Masyarakat
|
-
Elisabeth Kelan, King's College London
Terkadang sulit untuk menyadari bentuk ketidakadilan gender di sekitar kita.
-
Amalia Nur Andini, Universitas Brawijaya
Pemakzulan presiden Korea Selatan dan aksi protes ‘light-stick’ memperlihatkan keterhubungan antara konsumsi budaya populer dan partisipasi politik kontemporer.
|
|
Sains + Teknologi
|
-
Jordi Calvet-Bademunt, Vanderbilt University; Jacob Mchangama, Vanderbilt University
Perusahaan chatbot AI menerapkan kebijakan penggunaan yang menghalangi akses informasi.
-
Arif Perdana, Monash University; Novi Quadrianto; Saru Arifin, Universitas Negeri Semarang
Kegagalan algoritmik bisa memicu krisis keuangan yang melanda satu negarak
|
|
Lingkungan
|
-
Linda Handayani, Universitas Jambi; Dasapta Erwin Irawan, Institut Teknologi Bandung; Rusmawan Suwarman, Institut Teknologi Bandung
ENSO (El Niño-Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) sangat menentukan intensitas curah hujan di Indonesia.
-
Wira A. Swadana, World Resources Institute
Rancangan kebijakan iklim Indonesia gagal merangkul aspek sosial dan lingkungan yang tak dapat dilepaskan dari transisi berkeadilan.
-
Mafrikhul Muttaqin, IPB University
Tumbuhan punya cara sendiri untuk “berpuasa”. Tumbuhan “berpuasa” sebagai strategi bertahan hidup saat kondisi lingkungan tidak mendukung
|
|
Ekonomi
|
-
Andi Ibnu Masri Rusli, The Conversation; Anggi M. Lubis, The Conversation; Muammar Syarif, The Conversation; Robby Irfany Maqoma, The Conversation
Tiga bulan pertama tahun 2025 menjadi periode penuh gejolak bagi Indonesia. Negeri menghadapi badai multidimensi, mulai dari kebijakan kontroversial pemerintah, gelombang demonstrasi, hingga tekanan ekonomi…
|
|
Kesehatan
|
-
Arif Nur Muhammad Ansori, Universitas Airlangga; Arli Aditya Parikesit, Indonesia International Institute for Life Sciences; Arya Satya Rajanagara; M. Hermawan Widyananda
Berbeda dengan kemoterapi maupun terapi radiasi, teknologi temuan KAIST diduga bisa sembuhkan kanker tanpa timbulkan efek samping.
-
Eviana Budiartanti Sutanto, Unika Soegijapranata ; Luciana Sutanto; Perigrinus H Sebong, Unika Soegijapranata
Dokter bisa resepkan lima obat sekaligus untuk mengatasi orang dengan banyak penyakit. Namun, cara ini juga berisiko membahayakan kesehatan.
|
|
In English
|
-
Kadek Swarniati, Badan Pusat Statistik
Relying only on exports is not sufficient given the fluctuating rupiah and global commodity prices, and creating strong domestic demand becomes increasingly crucial.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|