Halo para pembaca yang budiman,

Semoga Anda selalu sukses dan sejahtera.

Saya, Yessar Rosendar, editor bisnis dan ekonomi The Conversation Indonesia, menyarikan sejumlah berita tentang bisnis dan ekonomi yang penting beberapa hari terakhir ini.

Presiden Joko Widodo baru saja melakukan reshuffle kecil kabinet menteri. Salah satu yang baru adalah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diubah menjadi Kementerian Investasi dengan tetap dikepalai oleh Bahlil Lahadalia.

Sebenarnya ini hanya sebuah perubahan nama karena BKPM sendiri sudah memiliki fungsi dan bekerja seperti sebuah kementerian.

Jadi ibaratnya jika Anda suka Formula One maka ini hanya tim yang berganti nama, seperti hanya tim balap Force India berubah menjadi Racing Point. Untungnya dalam kasus yang satu ini hasilnya masih positif karena timnya mampu mengembangkan prestasinya lebih jauh.

Untuk BKPM yang berubah menjadi kementerian sendiri, tentu performa kinerjanya harus bisa ditingkatkan secara kuantitas dan kualitas investasi yang masuk ke Indonesia.

Jika kembali lagi ke balapan F1, maka Kementerian Investasi ini harus bisa seperti tim Racing Point yang sesekali bisa mencicipi podium di beberapa balapan.

Dalam hal Kementerian Investasi, investasi kelas kakap yang harus mereka menangkan. Investasi berkualitas yang selain nominalnya yang besar juga mampu menyerap tenaga kerja sehingga menghasilkan dampak pengganda atau multiplier effect.

Senada seperti pendapat dari Bhima Yudhistira Adhinegara, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dalam artikel analisis terbaru kami. Bhima juga melihat kualitas investasi yang masuk harus ditingkatkan, karena saat ini porsi manufaktur terus menurun dibandingkan dengan sektor jasa.

Dengan maraknya relokasi pabrik dari Cina, maka kesempatan yang bisa diraih oleh Indonesia juga sangat besar. Namun masih banyak yang harus dibenahi selain adanya gagasan brilian dan segar dari Kementerian Investasi yang baru.

Banyak hambatan non tarif yang menjadi penghalang Indonesia menjadi bagian rantai pasok global, yang merupakan salah satu cara agar negara ini memiliki daya tarik bagi investor global. Sampai ke masalah korupsi yang sebetulnya menjadi momok terbesar bagi investasi.

Untuk itu Kementerian Investasi harus datang dengan gebrakan yang baru dan bekerja sama dengan kementerian yang lain untuk mempermudah masuknya investasi yang bermanfaat. Selayaknya kementerian ini bisa seperti sebuah tim F1 yang menjadi penantang juara dan bukan tim yang berkutat di papan tengah klasemen.

Salam.

Yessar Rosendar

Business + Economy (Indonesian edition)

Bisnis + Ekonomi