Halo para pembaca yang budiman,

Semoga Anda selalu sukses dan sejahtera.

Saya, Yessar Rosendar, editor bisnis dan ekonomi The Conversation Indonesia, menyarikan sejumlah berita tentang bisnis dan ekonomi yang penting beberapa pekan terakhir ini.

Masalah utama untuk pemulihan ekonomi Indonesia saat ini adalah lemahnya konsumsi dari masyarakat, salah satu indikasinya adalah inflasi pada bulan Maret hanya mencapai 0,08% yang lebih rendah dari inflasi di bulan Februari yang mencapai 0,10%.

Ketidakpastian ekonomi dan menurunnya pendapatan masyarakat karena pandemi COVID-19 telah mengurangi konsumsi rumah tangga, sebuah komponen yang penting karena menyumbang hampir 60% terhadap produk domestik bruto Indonesia pada tahun lalu.

Menariknya dalam hal konsumsi, masyarakat kelas menengah dan ataslah yang menyumbang porsi paling besar walaupun jumlah segmen ini lebih kecil jika dibandingkan dengan masyarakat kelas menengah ke bawah.

Kelas menengah dan atas jika digabung menyumbang 80% konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Menurut laporan Bank Dunia, kelas menengah Indonesia mencapai 52 juta orang pada tahun lalu, sementara calon masyarakat yang bisa naik ke kelas menengah mencapai 112 juta orang.

Karakteristik konsumsi kelas menengah ke atas didominasi barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas. Dengan adanya COVID-19 mobilitas terbatas, maka konsumsi menengah atas menjadi tertahan.

Untuk itu pemerintah berupaya mendorong adanya permintaan dari kelas menengah dan atas ini, salah satunya dengan memberikan pembebasan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru.

Artikel terbaru kami mengupas mengapa kebijakan yang berpotensi rugikan negara triliunan rupiah dan memperburuk kualitas lingkungan ini diperlukan untuk mendorong konsumsi di kelas menengah.

Selain itu pemerintah juga memberikan insentif berupa uang muka 0% untuk pembelian mobil baru sampai akhir tahun 2021. Semua ditujukan untuk menggerakkan ekonomi mengingat sektor manufaktur otomotif sendiri memperkerjakan 1,3 juta orang.

Namun yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan insentif ini adalah permintaan dari masyarakat sendiri. Karena kelas menengah pun mendapatkan tekanan dan pendapatan mereka berkurang selama pandemi.

Untuk itu seharusnya pemerintah juga mendorong daya beli dari masyarakat dengan juga memberi insentif kepada kelas menengah, yang bisa berupa bantuan sosial dengan memberi subsidi gaji atau mengurangi pajak penghasilan kelas menengah ini.

Salam.

Yessar Rosendar

Business + Economy (Indonesian edition)

Bisnis + Ekonomi

 

Acara-acara yang ditampilkan

Pelatihan Menulis Artikel Ilmiah Populer

Indonesia — The Conversation

Lebih banyak acara