Halo pembaca,
Saya Nurhasim, Editor Sains dan Kesehatan The Conversation, menyarikan berita-berita kesehatan sepekan terakhir.
Di tengah banyaknya berita ihwal meningkatnya kasus positif COVID-19 di Indonesia, kini mencapai 34 kasus, dengan satu kematian warga negara asing di Bali, ada wabah penyakit lain yang tak kalah mematikan.
Setiap awal tahun, wabah demam berdarah selalu berulang.
Sejak Januari lalu penyakit Demam berdarah dengue (DBD) telah merenggut nyawa 104 orang di Indonesia, tertinggi di Nusa Tenggara Timur. Sementara yang terinfeksi virus demam berdarah lebih dari 17 ribu orang. Tren peningkatan kasus penyakit menular akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini selalu berulang pada masa-masa puncak musim hujan.
Nyamuk Aedes aegypti habitat hidupnya di sekitar manusia dan memiliki pola menggigit pada siang hari dengan puncak aktivitas menggigit pada pagi hari dan sore hari. Aedes juga senang menggigit di dalam rumah. Kemampuan nyamuk untuk menggigit dan menyebarkan virus dengue dipengaruhi oleh cuaca atau suhu lingkungan.
Pencegahannya, selain menjaga kebersihan lingkungan dengan menguras, menutup, dan mengubur wadah air yang mendukung siklus hidup nyamuk adalah memberantas nyamuk dewasa dengan penyemprotan dan vaksinasi demam berdarah.
Kita sangat berharap angka kematian akibat demam berdarah dan COVID-19 tidak meningkat lagi.
Terkait COVID-19, mulai pekan ini jaringan The Conversation dari delapan edisi dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol dan Indonesia akan menyajikan konten terbaru terkait perkembangan penyakit ini dari para ahli. Kami akan memilihkan artikel terbaik untuk pembaca.
Artikel pekan ini adalah kebijakan pemerintah Italia yang mengkarantina seluruh wilayah di sana (mencakup 16 juta penduduk) setelah lebih dari 9000 orang terinfeksi dan lebih dari 400 tewas akibat COVID-19.
|