Di tengah pandemi COVID-19 yang mengoyak semua provinsi di Indonesia, Siklon Tropis Seroja tiba-tiba menghantam sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur dan perairan di sekitarnya pada 4 April lalu. Angin puting beliung besar itu menimbulkan gelombang tinggi di lautan dan memicu bencana banjir bandang, hujan deras dan angin kencang di daratan.

Setidaknya, 14 kabupaten dan kota di NTT terkena dampak badai ini dan korban meninggal mencapai 163 orang, per 8 April.

Sebenarnya, kedatangan siklon tidak tiba-tiba. Masalahnya, sistem peringatan dini kebencanaan di Indonesia terkait Siklon Tropis kurang memadai sehingga penduduk di pesisir Nusa Tenggara Timur terlambat mengetahui risiko datangnya siklon. Mereka tidak menyadari bahwa risiko siklon sedang mengancam di depan mata.

Sejumlah ahli memperkirakan, akibat pemanasan global, siklon tropis akan sering terjadi di Indonesia dan kita perlu bersiap menghadapinya dengan mitigasi risiko yang memadai. Kita perlu belajar mitigasi dari Jepang, Filipina, dan Vietnam yang menjadi “langganan” perlintasan siklon tropis setiap tahun.

Pemerintah perlu meningkatkan sistem peringatan dini siklon sehingga masyarakat di pesisir bisa lebih waspada akan datangnya badai besar yang bisa membahayakan keselamatan mereka dan merusak properti.

 

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Kesehatan, Kepala Divisi Training

Menjaga kesehatan mental di tengah pandemi

Ahmad Nurhasim, The Conversation

Jika Anda merasa stres dengan pekerjaan Anda, saatnya Anda melakukan aktivitas yang bisa mengurangi beban tersebut.

Kesehatan

In English