Halo! Selamat datang kembali di Sepekan Lingkungan, nawala mingguan yang menampilkan beberapa highlight artikel-artikel dari Indonesia dan internasional.

Untuk seminggu lalu, berita yang mendominasi adalah tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, dengan dugaan korupsi eksport benih udang, pada akhir bulan lalu.

Kasus ini memberikan perhatian kembali kepada perdebatan “klasik” antara pelarangan dan pengelolaan lobster, yang terwakili dari keluarnya peraturan menteri di bawah Susi Pudjiastuti (2014-2019) dan Edhy Prabowo.

Beralih ke dunia internasional dan isu perubahan iklim, para pemuda dari setidaknya 140 negara menghadiri “mockCop26”, sebuah “tiruan” dari perundingan iklim tingkat tinggi secara online dan menghasilkan setidaknya 18 kebijakan yang diserahkan kepada Nigel Topping, high level climate action champion dari Inggris.

Beberapa tuntutan anak muda ini adalah pendidikan iklim (di semua level pendidikan formal), hukuman lebih ketat, pengaturan soal kualitas udara yang lebih ketat, hingga komitmen untuk mencegah suhu global di atas 1.5°C dari level pra-industri.

Masih soal perubahan iklim, studi terbaru mengungkapkan bahwa pohon-pohon mulai berguguran lebih awal karena menghangatnya Bumi. Ini berbeda dari asumsi sebelumnya, bahwa ada penundaan akan daun-daun yang berguguran.

Dari kelautan, para peneliti mengeluarkan laporan terbaru bahwa The Ocean Cleanup , sebuah inisiatif nirlaba yang berambisi membersihkan 90% sampah plastik laut memiliki dampak yang minimum.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu alat hanya bisa menghilangkan bagian kecil 1% dari plastik pada tahun 2150. Bahkan, dengan 200 alat pembersih bekerja terus menerus untuk 120 tahun, dampaknya masih sangat kecil.

Setiap tahun, 5 juta hingga 13 juta metrik ton sampah terbuang ke laut. Angka ini naik tiga kali lipat pada abad berikutnya.

Demikian highlight berita lingkungan dari Indonesia dan mancanegara. Jangan lupa berlangganan! Sampai jumpa pada edisi nawala berikutnya.

Salam,

Fidelis Eka Satriastanti

Editor Lingkungan Hidup

Indonesia can tap into its microorganism resources for potential renewable energy development.

This is how microorganisms can produce renewable energy for us

Renna Eliana Warjoto, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Research by author and her students about palm oil waste water processing using Microbial Fuel Cells at the Faculty of Biotechnology, Atma Jaya Catholic University of Indonesia

In English

Lingkungan Hidup