No images? Click here Catatan dari editor Dear sobat TCID, Laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jumlah pengguna tembakau dewasa saat ini di seluruh dunia mencapai 1,25 miliar. Jumlah ini menunjukkan tren penurunan dalam dua puluh tahun terakhir di level global. Pada 2000, 1 dari 3 orang dewasa merokok. Pada 2022, angkanya telah menurun menjadi 1 dari 5 orang dewasa. Laporan ini menyatakan 150 negara berhasil menurunkan konsumsi tembakau setelah menerapkan sejumlah kebijakan pengendalian tembakau MPOWER. Walau demikian, Asia Tenggara masih memiliki proporsi perokok tertinggi, 26,5%, disusul Eropa yang masih 25,3%. Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah pengguna tembakau masih meningkat di tujuh negara: Indonesia, Mesir, Congo, Jordania, Oman dan Republik Moldova. Secara umum negara-negara ini kurang ketat mengendalikan tembakau, termasuk Indonesia yang dikenal sebagai "surga bagi perokok dań industri tembakau". Kami telah menerbitkan banyak artikel yang menyoroti tentang lemahnya kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia dan dampaknya bagi kesakitan, kematian dini, dan sosial ekonomi. Kurang dari satu bulan menjelang pemilu, isu pengendalian tembakau tampaknya tidak menarik perhatian para calon presiden dan wakil presiden. Tak satupun dari mereka berbicara serius tentang rencana mengendalikan tembakau jika kelak mereka terpilih. Sebaliknya, calon Presiden Ganjar Pranowo justru rajin mengunjungi pabrik rokok sembari menolak kenaikan cukai rokok yang cukup tinggi. Padahal, banyak studi yang menunjukkan bahwa cukai rokok yang tinggi merupakan cara yang paling efektif untuk menurunkan jumlah perokok di masyarakat. Salam hangat, Ahmad Nurhasim Tentang The Conversation IndonesiaThe Conversation Indonesia adalah media nirlaba yang berkolaborasi dengan akademisi dan peneliti untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan. |