Halo! Selamat datang kembali ke Sepekan Lingkungan! Semoga masih dalam keadaan sehat-sehat saja. Nawala ini menampilkan beberapa highlight berita-berita seputar lingkungan hidup di Indonesia dan dunia selama seminggu kemarin.

Pertama, akibat kebakaran hutan yang besar dan meluas yang terjadi di Australia selama setahun belakangan, para peneliti memprediksi, hampir 3 miliar satwa tewas atau tersingkirkan dari habitat mereka.

Kebakaran ini juga menewaskan setidaknya 33 orang. Pemerintah Australia sudah mengalokasikan dana sebesar US$35 juta atau Rp551 miliar untuk pemulihan habitat dan satwa liar.

Di Prancis, proyek fusi nuklir terbesar di dunia, sebesar 20 miliar euro (Rp343 miliar), sudah memulai proses perakitan. Proyek yang dinamakan, Proyek Iter, bertujuan untuk menunjukkan bahwa tenaga fusi nuklir bisa digunakan dalam skala komersial.

Selama ini, fusi nuklir dianggap sebagai salah satu energi bersih, namun masih belum bisa menyelesaikan tantangan-tantangan teknis dari energi besar semacam itu.

Dari Indonesia, setelah 2 tahun berjalan, pelaksanaan moratorium (penghentian sementara) perluasan lahan untuk perkebunan kelapa sawit ternyata belum memberikan dampak positif bagi para petani. Sementara, masa berlaku peraturan ini tinggal setahun lagi.

Menurut laporan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), proses pendataan serta legalitas petani sawit masih rendah, produktivitas juga rendah, Selain itu, penjualan masih bergantung kepada tengkulak.

Terakhir, aquanut Fabien Cousteau dan desainer Yves Béhar sedang merancang laboratorium penelitian dasar laut pertama di dunia. Stasiun yang dinamakan Proteus ini akan menjadi pusat para peneliti melakukan studi terkait lautan, baik dari dampak krisis iklim hingga kebutuhan obat-obatan. Lab ini direncanakan dibangun di Curaçao, sebuah pulau di Laut Karibia.

Demikian beberapa highlight berita untuk Sepekan Lingkungan, sampai berjumpa di edisi selanjutnya. Jangan lupa berlangganan!

Salam.

Fidelis Eka Satriastanti

Editor Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup

Sains + Teknologi