Halo Pembaca The Conversation,
Saya Nurhasim, Editor Sains dan Kesehatan The Conversation Indonesia, menyarikan berita-berita penting dalam sepakan terakhir.
Lebih dari 200 ilmuwan dunia mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merevisi kesimpulan dan protokol kesehatan terkait mekanisme penularan virus penyebab Covid-19. Sejak pandemi, WHO berkukuh bahwa virus jenis baru SARS-CoV-2 ini tidak menular melalui udara yang mendompleng pada earosol. Menurut WHO, virus hanya menular dengan cara mendompleng pada droplet (partikel di atas ukuran 5 mikron) yang keluar dari mulut
atau hidung, dengan jarak penyebaran 1-2 meter.
Kini ratusan ilmuwan itu, dengan dasar sejumlah riset di berbagai negara, menunjukkan bahwa virus tersebut bisa menular melalui udara via aerosol, partikel yang lebih kecil dibanding droplet dan bisa terbang di udara sehingga bisa menjangkau lebih jauh.
WHO akhirnya menyatakan virus ini mungkin menyebar melalui udara di masyarakat. Karena sebelumnya, WHO hanya mengatakan penyebaran via udara itu mungkin terjadi di rumah sakit dalam prosedur medis dalam perawatan banyak pasien Covid-12.
Konsekuensi atas bukti baru cukup luas. Mekanisme pencegahan dengan cara memakai masker, menjaga jarak fisiki 1-2 meter, dan mencuci tangan tidak lagi mencukupi untuk menghindari penularan virus. Kini kualitas udara di ruangan, baik di rumah, di tempat kerja, dan layanan publik harus diperhatikan agar tidak menjadi medium penularan virus ganas ini.
Sistem ventilasi, penghangat dan pendingin ruangan yang buruk bisa menjadi salah satu sumber penularan virus penyebab Covid-19.
|